Thursday 26 April 2012

Jenis-jenis bahan bakar


Jenis-jenis bahan bakar
Berdasarkan materinya
  • Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
  • Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.
  • Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.
Berdasarkan materinya
  • Bahan bakar tidak berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam. Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak bumi.
  • Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari.

Disini yang kami bahas adalah bahan bakar cair jenis bensin. Bensin, atau Petroladalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan bensin super disebut pertamax.


Jenis -  jenis bensin
·Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.
·Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
·Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.

Proses pengolahan bensin mulai dari dalam Kilang Minyak


Proses pengolahan bensin mulai dari dalam Kilang Minyak

Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
  • Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
  • Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
·         Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
·         Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
·         Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
  • Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
  • Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
  • Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.

Saturday 21 April 2012

PROSES PENGEDOCKAN

-->
· Data – data dari kapal diberikan kepada dock master.
· Gambar docking plan akan digambar ulang oleh pihak dok untuk mempermudah pembacaan gambar di lapangan ( seperti pada Gb 3 ).
Gb 3  Pemasangan keel block dan side block
· Keel block dipasang pada bagian tengah dari dok apung, yang sudah ditandai pada saat pengedokan-pengedokan sebelumnya.
· Keel block dirubah ketinggiannya sesuai dengan docking plan. Pengaturan tinggi block penyangga minimal setinggi 1,2 meter yang memungkinkan orang dapat bekerja dibawah kapal dengan nyaman. Untuk pengedokan kapal MV. Pemudi ini tinggi block penyangga sebesar 1,2 m.
· Sedangkan untuk bagian side block dapat dilihat seperti gambar 3. Dengan jarak antar block  (dihitung dari center block) dan jarak block dengan center sudah ditentukan sebelumnya pada gambar 3 (ukuran dalam meter).








Gb. 5 Jarak penempatan keel block dari buritan
· Setelah peletakan block-block selesai dan sesuai dengan bentuk kapal, floting dock dibenamkan dengan memasukkan air  kedalam ponton – ponton dok melalui pompa yang dikontrol oleh operator dari ruang kontrol.
· Pada tiap-tiap ruang dalam 1 ponton terdapat kran ” t” dan ”b”, kran ”b” digunakan untuk menurunkan dock dan kran ”t” digunakan untuk menaikkan dock. Pada saat dock turun maka kran ” b” masing –masing ruang dibuka.
· Aliran air pada ruang kontrol diatur dengan cara mengamati indikator kemiringan melintang ( Gb.2 ) dok apung. Apabila dok apung miring pada sisi yang dekat dengan ruang A maka aliran pada ruang A dihentikan. Hingga indikator kembali seperti semula, begitu juga sebaliknya apabila terjadi kemiringan pada sisi yang dekat dengan ruang B. Pengaturan ini diperlukan walaupun masing-masing ponton memiliki aliran air yang sama, yang membedakan adalah jarak ponton ke pompa. Sehingga mengakibatkan volume air yang masuk tidak sama tiap ruang.
· Kemudian juga mengamati indikator kemiringan memanjang ( Gb.2 ) apabila dok apung miring ke depan dan ke belakang, maka salah satu aliran pada ponton yang kelebihan volume airnya dihentikan hingga indikator tidak miring lagi.
· Besar penenggelaman dok apung adalah sebesar sarat kapal minimum saat naik dok ditambah dengan tinggi keel blocknya dan diberikan tambahan sebesar sekitar 40-60 cm agar alas kapal pada saat masuk ke dalam dok tidak membentur keel block dan side block.
· Kapal ini memiliki sarat saat akan naik dok sebesar 3 meter dari base line sehingga dok apung ditenggelamkan sebesar 3,5 m ( diukur dari atas balok penyangga ).
· Agar posisi kapal tepat pada block-block yang telah direncanakan maka diperlukan 3 orang pengawas.1 orang ditengah bertugas mengawasi kelurusan centerline kapal dengan keel block. 2 orang di bagian kanan kiri dok bertugas mengawasi bagian plimsoll ( markah lambung timbul ) kapal.
· Kapal mulai didorong tug boat menuju dok apung.
· Bagian haluan kapal ditambatkan tali tambang yang dihubungkan dengan capstan pertama pada dok seperti pada gambar 7.
· Setelah haluan kapal melewati capstan 1, tali tambat dipindahkan 3 orang pegawai menuju capstan 2. Selama ditarik untuk dipindahkan pada capstan 2 tali tambat tetap di tahan pada capstan 1 oleh 1 orang pekerja.
· Dua buah capstan yang digunakan untuk menambatkan kapal memiliki kapasitas masing – masing 125 PK yang dihubungkan dengan kapal dan dijalankan bersamaan agar kapal tetap berjalan lurus.
· Setelah sampai capstan 2, tali tambat diikat ke capstan 2, sedangkan 3 pekerja dari capstan 2 melempar tali tambat lagi ke atas kapal dan diikatkan ke capstan 3. Dengan kapal tunda tetap mendorong dari bagian belakang ( seperti pada gambar 7 ).
· Pada saat mencapai pertengahan dok kapal tunda tidak lagi mendorong dari belakang.
· Tali tambat pada capstan 3 menarik kapal sampai capstan 3.
· Sedangkan 3 pekerja di capstan 2 pindah ke capstan 3 dan membawa ujung tali tambat capstan 3 ke capstan 4 dan diikat
· Pengawas centre line kapal menberikan aba-aba kepada operator capstan, jika kapal serong ke arah port maka capstan pada bagian kiri dijalankan dan capstan pada bagian kanan dikendorkan dan sebaliknya jika kapal serong ke arah starboard maka capstan pada bagian kanan dijalankan dan capstan pada bagian kiri dikendorkan.
· Jika kapal sudah tepat masuk seluruhnya  ( yang dapat dilihat dari kelurusan midship kapal ) ke dalam dok apung maka haluan kapal starboard dan portside diikat ke bollard dari dok apung serta pada bagian haluan dan buritan.
· Tangki pontoon dok apung dikosongkan dengan pompa ( + 1,5 jam ).
· Pada bagian tengah pada keel blocknya diberi penyangga tambahan dari balok kayu agar kapal tidak oleng ke kanan maupun ke kiri.
· Tangga dipasang pada sisi kapal ke gladak dok apung, yang akan menjadi jalan penghubung antara kapal dengan dok apung dan diikat satu sama lain.
· Proses manaikkkan kapal ke dalam dok apung ini tergantung dari besarnya kapal dan kecepatan pompa yang mengisi dan mengeluarkan air dari ponton dok.
· Pada dok apung IV ini proses seluruhnya memakan waktu + 3.5 jam.
            
        

Gb.7  Kapal dodorong ke floating dock oleh kapal tunda dan 4 capstan


         

Wednesday 18 April 2012

Inflatable Liferaft (Rakit Penolong)

-->
Inflatable Liferaft (Rakit Penolong)
Adalah rakit penolong yang ditiup secra otomatis. Alat peniupnya merupakan satu atau lebih botol angin (asam arang) yang diletakkan diluar lantai rakit.
Syarat – syarat Inflatable Liferaft :
1.    Dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dijatuhkan ke dalam air dari satu tempat 18 meter tingginya diatas permukaan air,baik rakit atau perlengkapan lainnya tak akan rusak.
2.    Harus dapat dikembangkan secara otomatis dng cepat.
3.    Berat seluruhnya maksimum 180kg (rakit,kantong,tabung)
4.    Mempunyai stabilitas yang cukup baik.
5.    Lantai dari rakit penolong harus kedap air dan harus mempunyai cukup isolasi untuk menahan udara yang di dingin.
6.    Dilengkapi dengan tali tambat yang panjangnya paling sedikit 10 meter, dan diisi luarnya terdapat tali pegangan yang cukup kuat.
7.    Rakit harus dapat ditegakkan oleh seorang, jika telah tertiup, apabila berada dalam keadaan terbalik.
b.    Life Buoy
Digunakan untuk menyelamatkan orang yang terjatuh kelaut (man over board) dengan maksud untuk recovery.
(Ring Life Buoy)
c.    Jaket penolong ( life jacket )
Digunakan sebagai pelindung tambahan pada waktu meninggalkan kapal, agar dapat tetap terapung dalam waktu yang cukup lama dengan bagian kepala tetap berada diatas permukaan air.
(Life Jacket)
d.    Tanda bahaya dengan signal atau radio
Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb. Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur rescue signal transmiter dsb.
(smoke signal)
e.    Pemadam kebakaran
Secara umum, terjadinya kebakaran dapat disebabkan oleh tiga factor utama yaitu sebagai berikut :
1.                Bahan Yang Mudah Terbakar
Barang padat, cair atau gas yang dapat terbakar (kayu, kertas, textile, bensin, minyak, acetelin, dan sebagainya).
2.    Sumber Api (percikan api dan panas)
Suhu yang sedemikian tingginya hingga menimbulkan panas yang mudah menimbulkan kebakaran.
3.    Zat asam (O2)
Adanya O2 yang cukup untuk mengikat gas – gas yang bebas. Ikatan – ikatan ini diikuti dengan adanya gejala – gejala kebakaran dan suhu yang tinggi sehingga kemudian terjadilah kebakaran. Bila pengikatan ini berjalan dengan cepat maka akan terjadi ledakan.
Penyebab kebakaran antara lain :
1.    Kenaikan temperatur di ruangan yang bersebelahan dengan tempat penyimpanan bahan bakar.
      1. Panas yang berlebihan pada sekat.
      2. Kondisi kabel listrik yang jelek
      3. Rusaknya isolasi kabel listrik karena naiknya suhu
                 Kebakaran dapat dipadamkan dengan cara sebagai berikut :
1.    Menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran.
2.    Menutup jalan masuknya zat asam.
3.    Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar, untuk membatasi menjalarnya api (cara yang terakhir ini jarang dilakukan diatas kapal).
(Bagian dari fire fighting portable)
                 Pengklasifikasian kebakaran berdasarkan tipe bahan (material) yang terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
ü  Kelas A berarti api membakar kayu, fiberglass, dan alat furniture.
ü  Kelas B berarti api membakar minyak pelumas dan bahan bakar.
ü  Kelas C berarti api membakar sistem kelistrikan
ü  Kelas D berarti api membakar logam yang mudah terbakar seperti magnesium dan aluminium.
ü  Kelas K berarti kebakaran disebabkan media dari memasak. Terutama pada kapal terjadi dalam galley
                 Gambar pengklasifikasikan bahan yang dapat menyebabkan kebakaran.
Berdasarkan klasifikasi kebakaran berdasarkan tipe bahan (material) yang terbakar, maka media dari pemadam kebakaran dapat dibedakan sebagai berikut :
Dalam kapal ini terdapat alat pemadam kebakaran berupa Foam, CO2, dan Air laut.