Proses pembangkitan gelombang di laut
Proses terbentuknya pembangkitan
gelombang di laut oleh gerakan angin belum sepenuhnya dapat dimengerti, atau
dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi menurut perkiraan, gelombang terjadi
karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air
laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang bergerak
kira-kira searah dengan hembusan angin (lihat Gambar).
Bila angin masih terus berhembus
dalam waktu yang cukup panjang dan meliputi jarak permukaan laut (fetch) yang
cukup besar, maka riak air akan tumbuh menjadi gelombang. Pada saat yang
bersamaan riak permukaan baru akan terbentuk di atas gelombang yang terbentuk,
dan selanjutnya akan berkembang menjadi gelombang – gelombang baru tersendiri.
Proses yang demikian tentunya akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila
gelombang diamati pada waktu dan tempat tertentu, akan terlihat sebagai
kombinasi perubahan-perubahan panjang gelombang dan tinggi gelombang yang
saling bertautan. Komponen gelombang secara individu masih akan mempunyai
sifat-sifat seperti gelombang pada kondisi ideal, yang tidak terpengaruh oleh
gelombang-gelombang lain. Sedang dalam kenyataannya, sebagai contoh,
gelombang-gelombang yang bergerak secara cepat akan melewati
gelombang-gelombang lain yang lebih pendek (lamban), yang selanjutnya
mengakibatkan terjadinya perubahan yang terus-menerus bersamaan dengan gerakan
gelombang-gelombang yang saling melampaui.
Jelasnya gelombang-gelombang akan mengambil energi dan
angin. Penyerapan energi ini akan dilawan dengan mekanisme peredam, yaitu
pecahnya gelombang dan kekentalan air. Bila angin secara kontinyu berhembus
dengan kecepatan yang tetap untuk waktu dan ‘fetch’ yang cukup
panjang, maka jumlah energi yang terserap oleh gelombang akan diimbangi dengan
energi yang dikeluarkan sehingga suatu sistem ‘gelombang sempurna’ (fully
developed waves) akan tercapai. Sistem gelombang demikian sebenarnya
jarang dijumpai karena kondisi ‘steady’ tidak sering terjadi, dan juga’fetch’
kadang-kadang dibatasi oleh kondisi geografi lingkungan. Bilamana angin
berhenti berhembus, sistem gelombang yang telah terbentuk akan segera melemah.
Karena gelombang pecah adalah merupakan mekanisme yang paling dominan, maka
gelombang pendek dan lancip, akan menghilang terlebih dulu, sehingga tinggal
gelombang-gelombang panjang yang kemudian menghilang oleh gaya-gaya kekentalan,
yang pada dasarnya lebih kecil dari gelombang pecah. Proses pelemahan
(menghilangnya) gelombang mungkin mencapai beberapa hari, yang bersamaan dengan
itu gelombang-gelombang panjang sudah bergerak dan menempuh jarak ribuan
kilometer, yang pada jarak yang cukup jauh dan tempat mulainya gelombang akan
dapat diamati sebagai alun (swell). Alun biasanya mempunyai periode
yang sangat panjang, dan bentuknya cukup beraturan (reguler). Sistem
gelombang yang terbentuk secara lokal mungkin akan dipengaruhi oleh alun yang
terbentuk dan tempat yang jauh yang tentu saja tidak ada
kaitannya dengan angin lokal. (Triatmojo, 2006)
No comments:
Post a Comment
"Yang Copy-Paste, izin yah.! Biar berkah "
Pembaca yang baik. Setelah baca dikomeng. Budayakan Komenk Spontan.