TEKNIK
PENGUKURAN GETARAN DAN KEBISINGAN DI KAPAL
A. Teknik
Pengukuran Getaran di Kapal
Teknik
pengukuran getaran pada kapal erat kaitannya dengan simstem permesinan di dalam
kapal. Kinerja mesin yang terjadi secara kontinyu menyebabkan tingkat getatran
timbul di dalam kapal. Maka terdapat metode-metode yang berkaitan untuk
mengukur tingkat getaran yang terjadi di dalam kapal. Pengukuran getaran di
kapal nantinya merupakan bagian dari perencanaan redaman untuk mengurangi
tingkat getaran yang tidak di butuhkan oleh kapal atau bahkan merugikan bagi
kapal itu sendiri. Efek dari getaran yang tidak beraturan akan menimbulkan
kebisingan yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Untuk kebisingan efek
yang terjadi pada anggota badan yaitu telinga.
Berikut
adalah metode pengukuran getaran.
Metode Impact
Teknik
pengukuran jenis ini digunakan untuk menentukan frekuensi alami dari materi
struktur dan peralatan tertentu. Biasanya digunakan untuk melakukan pengecekan
pada perancangan plat, panel dan penegar pada bagunan atas dan dinding tangki
di area kamar mesin sebelum kapal selesai dikerjakan secara total. Jika
terdapat indikasi adanya frekuensi natural yang berbahaya dari propeller dan
main engine, perubahan pada waktu ini masih murah untuk galangan kapal.
Struktur
alat biasanya di bagian atasnya terdapat dua sampai delapan accelerometer yang
telah di pasang sebelum di beri magnet dengan tangan. Di pukul secara tidak
berirama dengan palu, palu tersebut dipasangi bantalan karet pada permukaan
pukulnya dan terdapat peralatan tambahan berupa accelerometers untuk pengukuran
benturan paksa (berat palu telah diketahui). Sebagai hasilnya, komponen
mendapatkan local deflect dan bergetar pada frekuensi naturalnya. Melekat
dengan transfer function, dan secara terus menerus dimonitor pada FFT anlyser,
menandai ketika pengukuran bisa dihentikan.
Electronic System
Pada
umumnya, pengukuran getaran terutama lebih disukai menggunakan suatu sistem
electronik yang menghasilkan suatu rekaman yang bersifat permanen. Alat
Transducers memungkinkan untuk menghasilkan sinyal yang proporsional atau
sebanding untuk akselerasi, percepatan atau pergantian jarak (displacement).
Perekam pada sistem elektronik ini dapat di buat baik dari magnetic tape,
kertas osilograf, atau di dalam format digital (computer).
Penggunaan
kertas osilograf selema pengetesan getaran dimaksudkan agar jejak getaran bisa
diperiksa secara langsung dan hal tersebut akan sangat menolong dalam
mengevaluasi getaran yang ada. Ketika displacement dari pada percepatan dan
akselerasi direkam, sinyal frekuensi rendah yang diinginkan berhubungan dengan
gerakan suatu getaran yang penting adalah komponen utama yang harus direkam.
Lalu, rekaman siap di evaluasi sejak dibawah kemungkinan frekuensi tinggi
dengan amplitudo displacement yang rendah. Perlengkapan harus tersedia untuk
pengendalian sistem yang sesuai guna mengakomodasi range amplitudo yang lebar.
Transducers
dapat digunakan sesuai dengan media yang diukur getarannya. Adapun berbagai
macam tipe dari transducers itu sendiri adalah sebagai berikut :
1) Transducer dengan ikatan baut pada
permukaan uji dengan menggunakan ulir
2) Transducer
dengan ikatan semen pada permukaan uji
3) Transducer dengan ikatan lapisan lilin
4) Transducer dengan magnet permanen
dilekatkan pada permukaan ferromagnetic.
5) Transducer dipasang pada keranjang
pada permukaan yang diuji
6) Transducer
di pegang langsung dengan tangan terhadap permukaan uji.
Vibration Analyzer
Suatu alternatif dengan biaya yang cukup murah dalam pemantauan secara
kontinu sinyal getaran adalah dengan mengambil data getaran dari mesin pada
interval waktu rutin melalui alat vibration analyzer genggam yang dapat
menampilkan output analisa getaran langsung ditempat seperti (nilai
puncak, filter, RMS dan lainnya) dan spektrum FFT. Alat genggam ini
dilengkapi dengan sebuah accelerometer vibration pick-up, sehingga
teknisi pemeliharaan dapat secara aman menyentuh bagian yang akan dipantau pada
tiap mesin dalam pemeriksaan rutin seperti ilustrasi pada gambar berikut.
Gambar 2. Ilustrasi Vibration Analyzer portabel
dan data logger
Kondisi-kondisi dalam
pengukuran
Pengetesan
getaran di kapal disituasikan di bawah kondisi yang telah disetujui oleh
galanagn dan pemilik kapal. Berikut adalah kondisi-kondisi yang pada umumnya
dilakuakan pengukuran getaran.
Kondisi Lingkungan
- Keadaan
Laut
Pengetesan
harus dikondisikan pada keadaan laut tidak lebih dari persyaratan di bawah
sejauh bisa dipraktekkan :
Sea
state 1 untuk perahu kecil
Sea
state 2 untuk kapal kecil (<10.000 ton)
Sea
state 3 untuk kapal besar (>10.000 ton)
- Kedalaman
Air
Pengetesan
harus dilakukan tidak kurang dari 5 kali tinggi sarat kapal, dengan mesin yang
berjalan pada kondisi normal. Jika kapal beroperasi pada air dangkal, kedalaman
selama pengetesan bisa dianggap sebagai kondisi kedalaman normal.
Kondisi bermuatan
Kapal
diballasting sampai pada displacement dan trim mungkin seperti pada kondisi
operasi normal dengan kapasitas ballasting yang biasa dari kapal. Sarat kapal
bagian belakang harus dipastikan bahwa propeller benar-benar tenggelam.
Kondisi berjalan kapal
Test
harus dikondisikan pada kondisi berjalan berikut :
-
Free route run
Kondisi
dimana kapal berjalan pada kecepatan konstan dan berjalan biasa atau
penyesuaian kemudi.
-
Manuver
Test juga dikondisikan pada manuver-manuver berikut
:
·
Hard turn port
·
Hard turn starboard
· Crashback
B. Teknik
Pengukuran Kebisingan di Kapal
Di
dalam kapal selain getaran, tingkat kebisingan juga di ukur. Hal ini merupakan
salah satu cara untuk meminimalisir kebisingan yang terjadi di dalam kapal
terutama ruang kerja dan ruang akomodasi. Sumber kebisingan adalah tempat utama
yang harus dilakukan pengukuran kebisingan. Dari sumber kebisingan kemudian
menuju ke tempat yang paling dekat dengan sumber kebisingan. Kemudian di
lanjutkan ke tempat dengan tingkat kebisingan minimal.
Sleeping
area merupakan tempat yang harus mempunyai tingkat kebisingan tidak boleh lebih
dari 60 dB menurut aturan dari IMO. Hal ini disebabkan karena di sleeping area
awak kapal tidak boleh mendengarkan suara bising yang dapat mengganggu waktu
istirahat mereka. Jika kebisingan merambat ke dalam sleeping area maka di
perlukan sebuah redaman suara untuk mengurangi tingkat kebisingan didalam
sleeping area tersebut. Jika tidak dilakukan maka keselamatan kesehatan awak
kapal akan terganggu dan dapat merusak kesehatan mereka atau cacat permanen
seperti tuli.
Metode
pengukuran tingkat kebisingan cukup sederhana yaitu menggunakan sound level
meter. Penggunaan alat ini cukup mudah karena alat ini cukup peka terhadap
suara yang ada disekitarnya. Satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan adalah desibel (dB). Bentuknya yang simple bisa dipergunakan kapan
saja dan dimana saja. Jadi ketika kita memakai alat ini untuk mengukur
kebisingan dapat kita lihat hasilnya di monitor dari alat tersebut.
Gambar 3. Sound Level Meter
mas, aku izin copas nggih.. maturnuwun
ReplyDelete(eko_siskal 2011)
aku yo ijin copas mas. achwan Satya K sak angkatan karo nduwur ku siskal 2011
ReplyDeleteijin ngambil materi ini mas
ReplyDeleteSyahrul Siam Siskal 2011 (P51)