RENCANA GARIS ( LINES PLAN )
I.1. Umum
Untuk mengetahui bentuk dan mengukur
badan kapal dapat digunakan beberapa penggambaran/ pemroyeksian dari bentuk
sebuah kapal terhadap bidang bidang tertentu. Bentuk kapal yang tiga dimensi tersebut dapat
diproyeksikan dalam tiga bidang antara lain bidang datar horizontal, bidang datar vertikal memanjang dan
bidang datar vertikal melintang yang masing – masing disebut dengan body plan, sheer plan dan half breadth plan. Gambar proyeksi dari bentuk tiga dimensi kapal kebentuk dua dimensi dalam berbagai bidang
yang disertakan dalam satu tampilan gambar yang berupa garis dan titik disebut
dengan rencana garis (lines plan).
Dalam pembuatan
rencana garis terdapat beberapa metode yang digunakan, namun dalam pengerjaan tugas rencana garis ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode diagram
NSP.
I.2. Curve of Sectional Area
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap station. Luasan tiap station didapatkan dari gambar
diagram NSP (gambar II.1) dengan cara mencari
nilai Vs/√Ldisp terlebih
dahulu kemudian membuat garis horisontal dari nilai yang didapatkan, pada garis
horizontal tesebut akan didapatkan perpotongan garis dengan tiap station
kemudian dari titik potong ditarik garis vertikal ke atas dan ditemukan nilai
prosentase tiap station. Untuk mengetahui luasan tiap station, prosentase tiap
station dikalikan dengan luas midship (rumus II.4). Dari diagram NSP kita juga
akan mendapatkan nilai β, δ, φ, dan letak titik
tekan memanjang
(LCB).
LCB ini didapatkan dengan cara menarik ke bawah garis perpotongan antara garis
horizontal yang kita buat tadi dengan
garis lengkung b, sebagai prosentase dari panjang Ldisp dan diukur dari
tengah panjang Ldisp
I.3.
Body Plan
Body plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara
melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan –
potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data – data
yang didapat berdasarkan data – data
grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan
yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus
pada body plan yaitu water line dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu
penggambaran setiap station.
I.4. Half Breadth
Plan
Half breadth merupakan gambar irisan dari badan kapal bila dilihat dari atas pada tiap
garis air (water line). Gambar half breadth plan ini adalah suatu
gambar proyeksi dua dimensi dari bidang kapal secara horizontal memanjang jika
dilihat dari atas pada setiap garis air (water line). Gambar half
breadth merupakan proyeksi dari body plan. Dari gambar ini nantinya bisa kita ketahui bentuk badan kapal yang kita
rencanakan sudah
stream line atau belum. Penggambaran dari gambar ini adalah
hanya menggunakan setengah dari lebar kapal yang kita gambar karena pada dasarnya
sisi kanan maupun sisi kiri kapal haruslah seimbang. Jadi kita tidak perlu
menggambar yang setengahnya lagi.
I.5. Sheer
Plan (Buttock Line)
Gambar
sheer plan adalah gambar irisan dari bentuk badan kapal apabila dilihat dari samping untuk setiap buttock line. Jadi bisa disebut sheer plan adalah potongan – potongan
bentuk kapal secara vertikal memanjang. Gambar ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk kapal apabila dilihat dari samping kapal. Penggambaran dari gambar ini berdasarkan data yang diperoleh dari gambar half
breadth plan.
I.6. Geladak Utama, Geladak Akil, Geladak Kimbul, dan Kubu – kubu
Sudah disebutkan
di depan tadi bahwa gambar rencana garis
bertujuan untuk mengetahui bentuk bodi dari
kapal yang akan dibangun tidak terkecuali untuk bangunan atas dari kapal
tersebut. Sehingga pada perencanaan awal atau pada rencana
garis ini dapat dimungkinkan untuk mendesain rencana atau rancangan dari
bangunan atas kapal yang akan kita buat. Untuk geladak utama, kita dapat
membuatnya lurus atau mengikuti aturan menggunakan sheer standar, dimana
perhitungan atau rumus dari sheer standar ini adalah sebagai berikut:
Gambar I.1 Geladak
utama
Di depan
midship : a= 5.6 (Lpp/3 + 10) [mm]
b= 22.2 (Lpp/3 + 10) [mm]
c= 50.0 (Lpp/3 + 10) [mm]
Di belakang
midship : x=
2.8 (Lpp/3 + 10) [mm]
y= 11.1 (Lpp/3 + 10) [mm]
z= 25.0 (Lpp/3 + 10) [mm]
Apabila
di gambar secara melintang maka akan tampak suatu lengkungan pada geladak
utama. Kenaikan lengkungan tersebut pada centerline dinamakan chamber.
Ketinggian dari chamber ini adalah sebesar lebar kapal dibagi 50 atau B/50. Di sini
kita bisa melihat ada dua posisi dari geladak utama tersebut, yaitu pada sisi
dan pada titik puncak chamber. Pada sisi kita namakan dengan deck sideline dan
yang pada titik puncak chamber kita namakan deck centerline. Kegunaan dari
chamber ini adalah untuk mengalirkan air apabila air naik sampai ke geladak,
sehingga tidak akan ada air yang
tergenang di geladak.
Geladak akil
dibuat pada haluan kapal (forecastle deck) dan geladak kimbul dibuat pada
buritan kapal (poop deck). Batas untuk geladak akil adalah pada sekat tubrukan
(collision bulkhead) sedangkan untuk geladak kimbul adalah pada sekat kamar
mesin. Pada penggambarannya, digambarkan kelebihan pelat sisi pada geladak
kimbul sebesar 100 – 200 [mm]. hal ini bertujuan untuk memudahkan proses
pengelasan untuk menyambung pelat sisi dengan pelat geladak. Ketinggian kedua
geladak ini tidak sama jika diukur dari geladak utama. Geladak akil lebih
tinggi posisinya dibandingkan dengan geladak kimbul.
Kubu
– kubu atau yang biasanya disebut bulwark adalah tambahan pelat sisi pada deck
sideline setinggi 1 meter dengan tujuan agar air laut tidak dapat masuk ke
geladak kapal dan juga untuk menjaga supaya anak buah kapal tidak tercebur ke laut
apabila berdiri di pinggir kapal. Pada forecastle deck, bulwark tidak dibuat
penuh karena dapat digantikan oleh rilling. Ketika diteruskan ke forecastle
maupun poop deck, bulwark dibuat melengkung. Hal ini bertujuan supaya pelat
tidak mengalami keretakan pada saat kapal mengalami rolling muapun pitching.
-->
Pembuatan Curve of Sectional Area
II.2.1. Membaca Diagram NSP
Sebelum
membuat gambar CSA, terlebih dahulu membaca
diagram NSP (gambar II.1). setelah
mendapatkan nilai Vs/√Ldisp (rumus II.3) dapat ditarik garis mendatar
pada diagram NSP. Dan menghitung nilai dari tiap perpotongan antara garis
tersebut pada tiap station dengan menarik garis vertikal ke atas dan didapatkan
nilai prosentase tiap station. Kemudian
dikalikan dengan luas midship (rumus II.4) dan didapatkan nilai luasan dalam [m²].
Untuk kapal yang saya rancang didapatkan nilai Vs/√Ldisp = 0.67. Gambar
diagram NSP dapat dilihat di bawah ini :
Gambar II.1 Diagram NSP
Selain dapat menentukan
luasan tiap station dapat juga menentukan letak LCB
dengan cara menentukan titik perpotongan antara garis mendatar Vs/√Ldisp dengan letak titik tekan b, kemudian tarik garis vertikal ke bawah dan
dapat diketahui nilai letak titik tekan dalam % Ldisp.
II.2.2. Membuat CSA Ldisp
Setelah mendapatkan
nilai luasan tiap station kemudian menggambar CSA Ldisp
dengan cara :
1.
Membuat garis horizontal dengan panjang Ldisp
2.
Membagi panjang Ldisp menjadi 20 bagian.
3.
Kemudian menarik garis vertikal ke atas
sesuai skala perbandingan yang digunakan, dalam pembuatan CSA ini saya
menggunakan skala 1 : 3
4.
Setelah itu menghubungkan tiap titik yang
telah dibuat dari AP sampai FP
5.
Kemudian menentukan titik tengah Ldisp, yaitu dengan membagi Ldisp menjadi 2 bagian yang
sama panjang (station 10).
6.
Setelah semua data yang diperlukan telah diketahui maka
dilakukan perhitungan.
II.2.3. Membuat CSA Lpp
Setelah
kita mendapatkan panjang Lwl dengan cara menambah 1% pada ujung – ujung CSA
Ldisp maka kita akan membuat CSA Lpp . Dari tengah CSA displasemen
kita tarik garis 0.5 Lwl ke kiri dan ke kanan, ujung garis Lwl
pada sebelah kanan kita tarik garis lagi sepanjang Lpp ke arah kiri, Lpp tersebut kita bagi menjadi 20 bagian, sisa dari Lwl adalah can part yang kita bagi menjadi 2 bagian, setelah itu
perlebar CSA displasemen ke ujung garis Lwl sehingga ada luasan pada tiap station yang
dapat dilihat pada gambar II.2. Karena terjadi penambahan, maka CSA perpendicular
perlu dilakukan koreksi terhadap volume.
Gambar II.2
Penambahan dari Ldisp ke Lpp
II.3. PEMBUATAN A/2T dan B/2
II.3.1. A/2T
A/2T adalah perbandingan antara luasan tiap station dengan dua kali tinggi
sarat kapal, untuk mencari nilainya kita bagi luasan tiap station dengan nilai
2T. Setelah mendapatkan nilai tiap
station, maka langkah selanjutnya adalah proyeksikan titik – titik
tersebut dan hubungkan dengan command spline pada autocad. Tabel perhitungan A/2T
adalah sebagai berikut :
Tabel
II.3 Tabel perhitungan A/2T
Station
|
A Skala 1 : 3 [m²]
|
A [m²]
|
A/2T [m]
|
-2
|
0
|
0
|
0
|
-1
|
2,3701
|
7,1103
|
0,392834254
|
0
|
4,946
|
14,838
|
0,819779006
|
1
|
14,8834
|
44,6502
|
2,466861878
|
2
|
28,6415
|
85,9245
|
4,747209945
|
3
|
40,9278
|
122,7834
|
6,78361326
|
4
|
50,9669
|
152,9007
|
8,447552486
|
5
|
56,7529
|
170,2587
|
9,406558011
|
6
|
60,0572
|
180,1716
|
9,954232044
|
7
|
61,7254
|
185,1762
|
10,23072928
|
8
|
62,2835
|
186,8505
|
10,32323204
|
9
|
62,41233
|
187,23699
|
10,34458508
|
10
|
62,41233
|
187,23699
|
10,34458508
|
11
|
62,41233
|
187,23699
|
10,34458508
|
12
|
62,4074
|
187,2222
|
10,34376796
|
13
|
62,4069
|
187,2207
|
10,34368508
|
14
|
61,6385
|
184,9155
|
10,21632597
|
15
|
58,9271
|
176,7813
|
9,766922652
|
16
|
53,4666
|
160,3998
|
8,861867403
|
17
|
41,3977
|
124,1931
|
6,861497238
|
18
|
25,8752
|
77,6256
|
4,288707182
|
19
|
10,1758
|
30,5274
|
1,686596685
|
20
|
0
|
0
|
0
|
II.3.2. B/2
Grafik B/2 adalah suatu grafik dimana lebar
kapal pada sarat air dibagi menjadi dua.
Langkah – langkah dalam pembuatan grafik B/2
adalah sebagai berikut :
1.
Pertama – tama menentukan
dahulu sudut masuk yang dipakai. Sudut masuk merupakan fungsi φf (koefisien
prismatic), memakai rumus II.8.
φf = φLpp + ( 1.4 - φLpp
) x e [%].......................(II.6)
diketahui :
e = 1.68 %
φLpp = δdisp x (
Ldisp/Lpp )……………………….. (II.7)
= 0.7320 x ( 144.5034/141.67)
= 0,75786
Maka didapat :
φf = φLpp + (
1,4 - φLpp ) x e [%]……………….(II.8)
= 0.8007 + ( 1.4 - 0.75786 ) x 1.68 [%]
= 0,768647952
Didapatkan dari grafik “Angle of Entrance” gambar II.3 di bawah
ini dengan cara menarik garis vertikal ke atas dari koefisien prismatic sampai
berpotongan dengan grafik bentuk U kemudian tarik garis horizontal dan
ditemukan nilai φf = 300

Gambar II.3 Grafik
Angle of Entrance
2.
Setelah
mendapat prosentase sudut masuk kemudian menggambar B/2. Pada daerah dengan
ordinat sama dengan midship harus lebih panjang dari daerah parallel middle
body. Setelah mendapat nillai B/2 dari kurva di atas
kemudian dimasukan ke dalam tabel II.4 berikut :
Tabel II.4 Tabel perhitungan B/2
Station
|
B/2 [m]
|
y
|
s
|
y.s
|
||
-2
|
0
|
0
|
0.4
|
0
|
||
-1
|
2,3701
|
4,7402
|
1.6
|
7,58432
|
||
0
|
3,2605
|
6,521
|
1.4
|
9,1294
|
||
1
|
5,1827
|
10,3654
|
4
|
41,4616
|
||
2
|
7,0762
|
14,1524
|
2
|
28,3048
|
||
3
|
8,6222
|
17,2444
|
4
|
68,9776
|
||
4
|
9,6515
|
19,303
|
2
|
38,606
|
||
5
|
10,1075
|
20,215
|
4
|
80,86
|
||
6
|
10,3798
|
20,7596
|
2
|
41,5192
|
||
7
|
10,5
|
21
|
4
|
84
|
||
8
|
10,5
|
21
|
2
|
42
|
||
9
|
10,5
|
21
|
4
|
84
|
||
10
|
10,5
|
21
|
2
|
42
|
||
11
|
10,5
|
21
|
4
|
84
|
||
12
|
10,5
|
21
|
2
|
42
|
||
13
|
10,5
|
21
|
4
|
84
|
||
14
|
10,4095
|
20,819
|
2
|
41,638
|
||
15
|
10,1027
|
20,2054
|
4
|
80,8216
|
||
16
|
9,6889
|
19,3778
|
2
|
38,7556
|
||
17
|
8,5469
|
17,0938
|
4
|
68,3752
|
||
18
|
6,3489
|
12,6978
|
2
|
25,3956
|
||
19
|
3,2846
|
6,5692
|
4
|
26,2768
|
||
20
|
0
|
0
|
1
|
0
|
||
Σy.s
|
1059,70572
|
|||||
Setelah mendapatkan data seperti table II.4
di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan
koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari hasil
penggambaran garis air yang datanya terdapat pada table.
Koreksi Awl
α = 0,248 + 0,778 δwl........................................(II.9)
δWL = δdisp x Ldisp/Lwl.........................................(II.10)
= ( 0.732 x 144.5034 )/147.34
=
0,717923077
α =
0,248 + 0,778 (0,717923077)
=
0.806544154
Simpson
:
|
|||||
Awlsimp : 1/3.Σy.s.h
[m²]
|
2254.846948
|
||||
Rumus
:
|
|||||
Awl : Lwl.B.α [m²]
|
2495.506328
|
||||
Koreksi
:
|
|||||
Awlsimp - Awl < ±
0,5% Awl [%]
|
-0.096437095
|
Nilai koreksinya memenuhi yaitu
kurang dari ±0.5
[%]
II.4.
Pembuatan Bentuk Linggi Haluan dan Buritan
II.4.1 Bentuk
Linggi Haluan
Sebelum kita membuat gambar selanjutnya maka kita perlu merencanakan
terlebih dahulu bentuk dari haluan dan buritan kapal yang akan kita buat. Untuk
linggi haluan (gambar II.4) membentuk sudut 15o
terhadap sumbu vertikal.
![]() |
Gambar II.4 Linggi haluan
II.4.2 Bentuk Linggi
Buritan
Dan untuk linggi
buritan ada dua macam, pertama menggunakan sepatu linggi (sole – piece) yang
kedua tidak memakai sepatu linggi. Berikut ini adalah buritan yang memakai
sepatu linggi (gambar II.5). Adapun hitungannya dapat dilihat pada table II.5.
![]() |
Tabel II.5 Tabel
perhitungan linggi buritan
D : (0.7).T [m]
|
4.9
|
t : T - D [m]
|
2.1
|
a : ± (0.35).T [m]
|
2.45
|
b : ± (0.35).T [m]
|
2.45
|
c : ± (0.10).T [m]
|
0.7
|
d : ± (0.04).T [m]
|
0.28
|
e : ± (0.12).T [m]
|
0.84
|
R : [m]
|
2.72
|
II.5. Pembuatan Body Plan
Sebelum membuat desain body plan, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa body plan adalah proyeksi station – station
pada kapal dari pandangan depan. Untuk lebih jelasnya
perrhatikan contoh
gambar II.6 berikut :
![]() |
Gambar
II.6. Contoh gambar body plan
II.5.1.
Membuat Body Plan
Body Plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara
melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan –
potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data – data
yang didapat
berdasarkan data
–
data grafik A/2T dan B/2
dengan cara sebagai berikut :
3.
Membuat kotak sepanjang lebar (B) kapal dan selebar tinggi sarat air (T) kapal.
4.
Membagi kotak menjadi dua bagian yang sama.
5.
Mengukur titik – titik B/2 dan A/2T tiap station pada garis
panjang yang diukur dari garis
tengah. Untuk station 0
–
10 diukurkan pada kotak sebelah kiri dan pada kotak
sebelah kanan untuk station 11 –
20.
Untuk titik – titik A/2Tdibuat garis vertikal ke bawah setinggi T dan untuk titik – titik B/2 dibuat lengkungan – lengkungan body plan yang streamline.
6.
Jari –
jari bilga merupakan kelengkungan sebelah kanan dan kiri
bawah kotak. Jari
–
jari bilga ini juga merupakan
kelengkungan body plan pada station –
station yang memiliki nilai B/2 maksimum, jari – jari ini didapat dari rumus (II.11).

= 2.27 [m]
Adapun pada penggambaran
body plan perlu diperhatikan tentang kesamaam luas pada bidang yang dibentuk,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar II.7 dibawah ini :

Gambar II.7 Penggambaran body plan
Luasan AOB harus sama dengan luasan COE
Untuk station 0, titik perpotongan antara kurva dengan centerline jaraknya dari baseline
adalah 0,6T – 0.7T. Penggunaan rumus ini sesuai dengan diameter propeller yang akan dipasang
nantinya.
Bisa kita lihat dibawah ini cara pembuatan station 0,

Gambar II.8 Penggambaran body plan pada station 0
Setelah gambar body plan selesai dibuat, maka akan dibuat sentline untuk melihat
keselarasan dari tiap – tiap station
yang telah dibuat. Langkah awal yang dikerjakan yaitu membuat garis diagonal
pada penampang body plan yang ditarik dari sisi atas perpotongan sarat air dengan centerline
menuju dasar. Kemudian kita ukur jarak antara ujung sent
line di
perpotongan sarat air dengan
centerline pada tiap – tiap station.
II.5.2.
Membuat Sent Line
Membuat sent line
dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi body plan dimulai dari
center line ke sisi bawah center line dan diukur jarak tiap kurva section
dengan titk awal garis diagonal tadi.
Setelah data sent line didapat kemudian digambarkan dengan
cara mengambar garis lurus sepanjang Lwl yang dibagi persectionnya dan
selanjutnya titik – titik itu digambarkan pada tiap section dengan posisi
dibawah garis Lwl. Penggambaran garis ini harus secara stream line.
Setelah diketahui dimensi (jarak) garis sent line antara
center line dengan masing – masing station, langkah selanjutnya adalah
mentransformasikan dimensi (jarak) tersebut kedalam proyeksi half breadth.

Gambar II.9 Sent line
Ukuran – ukuran itulah yang nantinya
digambarkan pada half breadth plan.
II.6. Membuat Half Breadth Plan
Half breadth plan (gambar
II.10) ini merupakan gambar irisan – irisan kapal jika dilihat dari atas pada setiap garis air (water line).
![]() |
Gambar II.10 Contoh half breadth plan
Sebelum menggambar half breadth plan, terlebih
dahulu dilakukan penggambaran sent line. Data penggambaran sent line diperoleh
melalui gambar body
plan. Setelah sent line digambar maka kita dapat
menggambar half breadth plan. Data yang diperlukan yaitu panjang dari center line ke setiap station di setiap water line pada body plan (gambarII.11).

Gambar II.11 Pembagian
waterline pada body plan
Prinsip pada
penggambaran half
breadth plan adalah terdapat dua
garis lurus yaitu station dan buttock lines sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu water line.
Untuk
membuatnya, pada kotak body plan
dibuat garis horizontal yang disebut sebagai garis water line (wl).
Garis – garis ini memiliki ketinggian tertentu yang diukur mulai dari garis
dasar pada body plan. Pada kapal ini
terdapat 8 waterline yaitu : wl
0 [m]; wl 0.5 [m];
wl 1.0 [m];
wl 2.0 [m];
wl 3.0 [m];
wl 4.0 [m];
wl 5.0 [m]; wl 6.0
[m]; wl 7.0 [m]. Selanjutnya
diukur jarak tiap kurva masing – masing station dengan center line untuk tiap
water line.
Kemudian dari ukuran – ukuran tersebut dibuat grafik atau
kurva yang stream line untuk masing – masing wl (gambar II.12). Apabila kurva
yang dibuat tidak stream line maka dilakukan perubahan pada body plan. Kurva –
kurva ini menggambarkan bentuk separuh kapal yang dilihat dari atas.Pada wl sarat grafik atau kurvanya
akan sama dengan grafik B/2.

Gambar II.12 Half breadth plan
II.7. Pembuatan Sheer plan
Setelah half breadth plan telah dibuat dan bentuknya
stream line maka selanjutnya dibuat sheer plan. Sheer plan merupakan garis – garis
potongan badan kapal dengan bidang vertikal memanjang yang telah ditentukan
jaraknya dari tengah kapal (center line) yang banyaknya
tergantung pada setengah lebar kapal, dapat dibagi menjadi 3 atau 4.
Pada rancangan ini dibagi setengah lebar kapal menjadi 3 bagian yang sama. Baik
pada body plan (gambar II.13) maupun pada half breadth plan (gambar II.14).

Gambar
II.13 Pembagian buttock lines pada body plan

Gambar
II.14 Pembagian buttock lines pada half breadth plan
Lalu dari perpotongan
garis – garis lurus itu dengan garis – garis air kita proyeksikan ke dalam sheer plan,
dengan cara menarik garis lurus ke atas.
Garis –
garis vertikal ini bila dipotongkan
dengan garis – garis air (water line) pada sheer
plan sesuai dengan half breadth
plan, maka akan terbentuk titik yang bila dihubungkan dengan garis akan
terbentuk buttock lines. Sebagai contoh pada
gambar II.15 bisa kita lihat untuk buttock lines yang diproyeksikan menuju sheer plan. Apabila setelah semuanya diproyeksikan dan
bentuknya kurang stream
line maka perlu dilakukan perbaikan pada body plan dan half breadth plan.

Gambar
II.15 Sheer plan (buttock lines)
II.8. Pembuatan Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul
2.8.1 Geladak Utama (Main Deck)
Dalam pembuatan geladak utama yang perlu dilakukan adalah membuat sheer
standar yang merupakan
lengkungan geladak utama secara memanjang(gambar II.16). Besarnya nilai dari sheer standar berdasarkan rumus. Perlu diingat
geladak utama dibuat dari H kapal. Untuk di depan midship : a menggunakan rumus
II.11, b menggunakan rumus II.12, c menggunakan rumus II.13. Untuk di belakang
midship : x menggunakan rumus II.14, y menggunakan rumus II.15 dan z
menggunakan rumus II.16, seperti
berikut ini :
![]() |
Gambar II.16 Geladak
utama
Aturan
penentuan sheer standar adalah sebagai berikut :
Di depan midship :
a = 5.6 ( Lpp/3 + 10 )…………………………….(II.11)
= 5.6 ( 141.67/3
+ 10 ) [mm]
= 320.4506
[mm]
b = 22.2 (Lpp/3 + 10)…………………………….(II.12)
= 22.2 (141.67/3
+ 10) [mm]
= 1270.358
[mm]
c = 50 ( Lpp/3 + 10 )……………………………..(II.13)
= 50 (141.67/3
+ 10 ) [mm]
= 2861.1666
[mm]
Di belakang midship :
x = 2.8 ( Lpp/3 + 10 )…………………………….(II.14)
= 2.8 ( 141.67/3
+ 10 ) [mm]
= 160.2253 [mm]
y = 11.1 ( Lpp/3 + 10 )……………………………(II.15)
= 11.1 (
141.67/3 + 10) [mm]
= 635.179
[mm]
z = 25 ( Lpp/3 + 10 )……………………………..(II.16)
= 25 ( 141.67/3
+ 10 ) [mm]
= 1430.5833
[mm]
Setelah pembuatan
gambar sheer standar secara memanjang, maka selanjutnya adalah pembuatan bagian
melintang kapal atau yang disebut chamber (gambar II.17). Ketinggian chamber
diukur dari center line pada tinggi kapal sebesar seperlimapuluh
B (B/50).
Tujuan dari dibuatnya chamber adalah untuk menambah daya apung cadangan dan
kekuatan geladak serta apabila ada air laut yang naik ke atas geladak kapal maka
air akan mudah mengalir.

Gambar
II.17 Chamber
II.8.2. Geladak Akil ( Forecastle Deck)
Geladak akil adalah super stucture yang berada pada bagian
haluan kapal. Tinggi dari bangunan ini adalah 2.4 – 2.5 [m] sejajar di atas geladak utama. Kemudian panjang dari
geladak akil ini yaitu hingga sekat tubrukan (collision bulkhead), dimana letak
sekat ini terletak antara 0.05 – 0.08 [%] Lpp dari FP, dan terletak pada nomor gading, bukan nomor
station.(gambar II.18).

Gambar
II.18 Geladak akil dan kubu – kubu bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak
tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai
pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1 [m] diukur pada geladak terendah.
II.8.3. Geladak Kimbul (Poop Deck)
Geladak kimbul (poop deck) adalah
super structure yang berada pada bagian buritan kapal. Tinggi dari bangunan ini
adalah 2.4 – 2.5 [m] sejajar dengan geladak utama. Kemudian panjang dari geladak kimbul yaitu hingga sekat kamar mesin,
dimana sekat kamar mesin berada antara 17 – 20 [%] dari AP sementara
diletakan pada station 4 dan terletak pada nomor gading, bukan nomor station.(gambar II.19)

Gambar II.19 Geladak
kimbul (Poop Deck)
thx postingannya kanda.. sangat bermanfaat (y)
ReplyDeleteizin sedotgans
ReplyDeleteBeberapa contoh gmbr ny kok gag muncul, jd bingung ?
ReplyDeleteBisa bntu di share gag ke email saya kekurangan materinya (ariefzero.ak@gmail.com), utk belajar.
Tkz..
thank's gan, tambah ilmu tambah berkah.
ReplyDeletebro, bisa minta dishare file nya ya, soalnya beberapa gbr tdk bisa muncul,
ReplyDeleteemail saya muhrandirj08@gmail.com
Rencana Garis ( Lines Plan ) >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Rencana Garis ( Lines Plan ) >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Rencana Garis ( Lines Plan ) >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Great and that i have a tremendous present: Whole House Renovation Checklist Pdf split level remodel
ReplyDelete