Parameter – Parameter Design Perpipaan
Dalam design sistem pipa maka yang
terpenting , yang harus diperhatikan adalah
tentang masalah safety / nilai keamanan dari sistem pipa yang telah
dirancang dan telah di pasang pada
struktur bangunan laut dan kapal . Maka dari itu dalam merancang sistem
pipa ini , harus dilakukan beberapa
seleksi dan evaluasi dengan hati – hati dalam merancang
sistem pipa tersebut . Maka biasanya
parameter yang digunakan dalam design
pipa adalah :
1.
Line Sizing
2. Route
Selection
3. Soil
Movement Analysis
4. Pipe
Prospection Methods
5. Pipe
Buckling Analysis.
6. Vortex
Sheedding
7.
Material
1.1 Line Sizing
Langkah pertama , dalam mendesign
sistem pipa maka harus memenuhi parameter yang pertama yaitu tentang ,
bagaimana kita harus menentukan ukuran
yang cocok dengan kebutuhan dari
pemasangan pipa tersebut , yang harus ditentukan adalah panjang,
ketebalan pipa. Dalam penentuan ukuran ini yang harus di perhatikan adalah
tentang fungsi dari pemasangan pipa inin
, sehingga kita juga harus memperhatikan tentang masalah kapasitas dari pipa ini. Untuk ukuran
bermacam – macam dari pipa kita dapat melihat pada katalog tentang standarisasi
pipa Ini.
1.2 Route Selection
Dalam pemilihan Route dari sistem pipa
ini , harus mengacu pada beberapa aturan
Tertentu, Pemilihan route ini bertujuan untuk ;
a.
Menghindari
daerah pipa yang sudah ada
b.
Menghindari
Crossing
c.
Menghindari daerah anchoring
d.
Menghindari daerah aliran lumpur
e.
Meminimize
panjang pipa dan memilih route pipa pada
daerah yang stabil.
1.3 Soil Movement Analysis
Dalam
mendesain sistem pipa maka juga harus di perhatikan tentang pergerakan
tanah yang terjadi di sekitar di
pasangnya pipa ini. Jadi dalam pemasangan / instalansi pipa ini , pipa harus
benar – benar berada pada daerah yang
stabil ( tidak mudah terjadi pergeseran ) Sehingga pipa ini nantinya tidak akan
mengalami gangguan dalam operasinya/
kegiatan produksinya.
1.4 Pipe Prospection Methods
Dalam mendesain sebuah pipa , maka
sistem pipa tersebut harus mengacu pada salah satu metode . Metode –
metode yang diguanakan adalah sebagai berikut :
a.
Tow Methods
b.
Bottom Pull
Methods
c.
Reel barge
methods
d.
Lay Barge
Installation Methods
1.5 Pipe Buckling Analysis
Kita tahu bahwa untuk memasang pipa ini di dasar
laut maka kita harus memperhatikan kedalaman airnya. Kegagalan yang sering
terjadi pada pipa adalah di karenakan
oleh :
~ Diameter
pipa dan ketebalan pipa
~
Terjadinya regangan
~ Tekanan
hidrostatik.
Pada Design pipa , kita harus memeperhatikan
tentang terjadinya “ BUKLING “ pada pipa . Untuk menghitung terjadinya bukling
pada pipa , ada 2 macam yaitu :
a.
Local
Buckiling
Untuk menghitung local bukling , kita dapat menggunakan persamaan beikut ini ;
Pc = 2E
/ ( 1 – v2 ) t /D ( t / (D – t))2
Dimana :
Pc = Tekanan , Psi
E = Modulus Elastis, Psi
V = Poisson
D = Diameter
T = Ketebalan
b.
Bukle
Propagation
Untuk menghitung besarnya bukling diatas maka dapat menggunakan persamaan berikut ini :
Pp = 6 Y (
2t / D ) 2.5 , untuk Battele
1.6 Vortex Shedding
Pengertian dari votex / pusaran adalah arus
yang memilikikecepatan yang tidak sama
tetapi tiap titiknya akan berbeda. Penyebab dari vortex shedding adalah danya
aliran turbulen dan terjadi ketidakstabilan di dekat pipa.Selain itu juga
disebabkan oleh getaran di sekitar
bentuk pipa dan perubahan yang secara periodik
pada tekanan hidrodinamkia pada pipa.. Sedangkan aliran pada p[ipa
tergantung pada diameter pipa dan
kecepatan pipa.. Kegagalan yang terjadi pada pipa dapat di sebabkan oleh pusaran , dan
terjadinya pusaran ini dapat dicegah
dengan menjauhkan frekuensi alami pada pipa dari bentuk pipa. Di bawah ini adalah
persamaan untuk menghitung frekuensi pada vortex shedding, yaitu :
Fs = S.V / D
Dimana :
Fs = Frekuensi pada voertex Shedding
S = Anka
Strouhal
V = Kecepatan , ft / sec
D = Diameter pipa, ft.
izin copas, mas. (Alumni Politeknik Negeri Sriwijay). mks.
ReplyDeleteizin ambil beberapa materi
ReplyDelete