DASAR TEORI.
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan
untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil
sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi
mandrel ada beberapa factor yang harus diperhatikan, yaitu :
1.
Kekuatan tarik (Tensile Strength)
2. Komposisi kimia dan struktur mikro
terutama kandungan Mn dan C.
3.
Tegangan luluh (yield).
Berdasarkan posisi pengambilan
spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu transversal bending dan longitudinal
bending.
5.1.1. Transversal Bending.
Pada
transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian transversal bending dibagi menjadi
tiga :
a.
Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las
mengalami tegangan tekan (gambar 5.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las
yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul
retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5.1 Face Bend pada transversal Bending
b. Root
Bend (Bending pada akar
las)
Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.2). Pengamatan
dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau
tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan
HAZ)
Gambar 5.2 Root Bend pada transversal Bending
c.
Side Bend ( Bending pada sisi las ).
Dikatakan
Side Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las (gambar 5.3). Pengujian ini dilakukan jika ketebalan
material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi
las tersebut, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah
letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion
line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5. 3 Side Bend pada transversal Bending
5.1.2. Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan
spesimen searah dengan arah pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi
pengamatan, pengujian longitudinal bending dibagi menjadi dua :
·
Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan
sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami
tegangan tekan (gambar 5.4). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang
mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di
manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5.4 Face Bend pada longitudinal
Bending
·
Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan
sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan
tekan (gambar 5.5). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan
tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya,
apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion
line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar
5.5 Root Band pada longitudinal Bending
5.2. Kriteria kelulusan uji
bending
Untuk dapat lulus dari uji bending maka
hasil pengujian harus memenuhi standard ASME sebagai berikut :
1. Pada daerah Weld metal dan HAZ ukurannya
tidak melebihi 1/8 inchi ( ±3,2 mm) yang diukur dari segala arah pemukaan.
2. Pada daerah pelapisan ukuran cacat
maksimal 1.6 mm
3. Cacat pada sudut diabaikan kecuiali akibat
SI (Slag Inclusión) dan IF (Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties
5.3. Material
Spesimen uji
bending untuk face transversal bend (1 buah)
Spesimen uji
bending untuk root transversal bend
(1 buah)
Batu gerenda kasar
(1 buah)
Batu gerenda halus
(1 buah)
5.4. Peralatan
1. Mesin Uji
Bending
2. Gerinda
tangan
3. Kacamata
pelindung
4. Sepidol
5. Kabel daya
6. Sarung tangan pelindung
7. Jangka sorong
5.5. Gambar Kerja
a.
Luasan yang harus di gerinda pada face
transversal bend
b.Luasan yang harus digerinda pada root transversal bend
Gambar 5.6 Spesimen uji transversal Bending
5.6 Langkah Kerja
1. Menyiapkan
Spesimen
·
Ambil
spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld metal, HAZ,
dan sedikit base metal. Panjang luasan yang digerinda sekitar 50 mm (gambar
5.6)
·
Gerinda
sudut-sudut spesimen sepanjang luasan di atas sehingga menentukan radius.
·
Dalam
menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih dahulu,
setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus.
·
Ulangi
langkah diatas untuk seluruh spesimen.
2. Kodifikasi
·
Ambil
sepidol dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut :
F. untuk spesimen face
bend
R. untuk spesimen root
bend
3. Pengukuran
dimensi:
·
Ambil spesimen ukur dimensinya
·
Catat
kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja
·
Ulangi langkah di atas untuk
seluruh spesimen.
- Penentuan diameter mandrel
Tabel Diameter
Mandrel
SI Unit
|
|||||
Material
|
Thickness of Spesimen mm
|
A
|
B
|
C
|
D
|
P-No 13 to P-No.21 through
P-No 25; P.21 through P-No.25; P-No.23;P-No.35; any P-No metal with
P-No.33,36, or 37
|
3.2
t= 3.2 or less
|
52,4
16 ½ t
|
26.5
8 ¼ t
|
60,4
18 ½ t + 1,6
|
30.2
9 ¼ + 0.8
|
P – No. 11; P – No. 53; P –
No. 62
|
9.5
t= 9.5 or less
|
63.5
6 t
|
31.8
3 t
|
85.5
8t+ 3.2
|
42.9
4t+ 1.6
|
P – No. 51;
|
9.5
t= 9.5 or less
|
76.2
8 t
|
38.1
4t
|
98.4
10t+3.2
|
49.2
5t +1.6
|
P – No. 52; P – No.53; P-
No. 61 ; P- No.62
|
9.5
t= 9.5 or less
|
95.2
10 t
|
47.6
5t
|
117.5
12t+3.2
|
58.7
6t +1.6
|
All others with greather
than or 5 equal to 20% elongation
|
9.5
t= 9.5 or less
|
38.1
4t
|
19.0
2t
|
60.4
6t + 3.2
|
30.2
3t+ 1.6
|
All others with less than 20
% elongation
|
t= (see note b)
|
32 t max
|
16 t max
|
34t+1.6 max
|
17t+0.8 max
|
Berdasarkan table spesimen
tersebut di atas tentukan diameter mandrel yang akan digunakan.
5. Pengujian pada mesin pengujian bending
·
Catat
data mesin pada lembar kerja
·
Ambil
spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat
·
Setting
beban dan berikan beban secara kontinyu
·
Ambil
spesimen dan amati permukaannya. Bila terdapat cacat, ukur dan catat pada
lembar kerja bentuk, dimensi, tempat dan jenis cacat. Sketsa juga gambar cacat
pada lembar kerja.
·
Ulangi langkah di atas untuk
seluruh spesimen
Standard dimensi
percobaan
Root bend
Gambar 5.7 Spesimen root transversal bend tampak atas dan samping
Face bend
Gambar
5. 8 Spesimen face transversal bend tampak atas dan samping
izin
ReplyDeleteUji Bahan : Uji Lengkung ( Bending Test ) >>>>> Download Now
Delete>>>>> Download Full
Uji Bahan : Uji Lengkung ( Bending Test ) >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Uji Bahan : Uji Lengkung ( Bending Test ) >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK uu
izin
ReplyDeletesangat bermanfaat
ReplyDeleteterima kasih infonya (y) :)
Izin :)
ReplyDeletema'af numpang tanya... untuk standar ASME itu sumbernya dari mana....??
ReplyDeleteapakah ada bukunya....??
ada, banyak jenis ASME sesuai dengan pengaplikasiannya
Deleteizin..
ReplyDeleteizin
ReplyDeletesangat bermanfaat, terima kasih
ReplyDeletemakasih
ReplyDeletemakasih
ReplyDeleteGan,,,
ReplyDeletesebelumnya terima kasih,
sedikit masukan gan artikelnya membantu namun artikel tersebut kurang lengkap tanpa referensi gan!!!
Kita juga para pembaca membutuhkan sumber data yang konkret.
izn yah
ReplyDeleteada referensi bukunya ga gan?
ReplyDeleteijin copas mas,makasih
ReplyDeleteijin copas
ReplyDeleteijin gan, klo boleh saran bisa ditambah sumber referensi-nya bro biar mudah klo mau cari rujukan dan lebih dapat dipertanggungjawabkan trimms.
ReplyDeleteIZIN COPAS
ReplyDeleteIjin copas gan
ReplyDeleteijin mas
ReplyDeleteTerima kasih infonya
ReplyDeleteKunjungi ppns.ac.id
izin mas
ReplyDeleteizin copy guna keperluan kuliah
ReplyDeleteterima kasih, izin mas
ReplyDeleteizin copas kakk terima kasih sangat membantu :)
ReplyDeletemakasihh kak izin copas ya
ReplyDelete