Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana
atom-atom akan bereaksi dengan zat asam dan membentuk ion-ion positif (kation).
Hal ini akan menyebabkan timbulnya aliran-aliran elektron dari suatu tempat ke
tempat yang lain pada permukaan metal.
Secara
garis besar korosi ada dua jenis yaitu :
1.
Korosi
Internal
yaitu korosi yang terjadi akibat adanya
kandungan CO2 dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi kontak dengan
air akan membentuk asam yang merupakan penyebab korosi.
2. Korosi Eksternal
yaitu
korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem perpipaan dan peralatan,
baik yang kontak dengan udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya
kandungan zat asam pada udara dari tanah.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Laju Korosi
Laju korosi maksimum yang diizinkan dalam lapangan
minyak adalah 5 mpy (mils per year, 1 mpy = 0,001 in/year), sedangkan normalnya
adalah 1 mpy atau kurang. Umumnya problem korosi disebabkan oleh air. tetapi
ada beberapa faktor selain air yang mempengaruhi laju korosi) diantaranya:
Faktor Gas Terlarut.
Ø Oksigen
(02), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti
laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan
oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur
dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm dan temperatur kamar, kelarutan
oksigen adalah 10 ppm dan kelarutannya akan berkurang dengan bertambahnya
temperatur dan konsentrasi garam. Sedangkan kandungan oksigen dalam kandungan
minyak-air yang dapat mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm atau kurang.
Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah
sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e
Reaksi katoda : 02 + 2H20 + 4e 4 OH
Ø Karbondioksida
(CO2), jika kardondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam
karbonat (H2CO2) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas,
biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3
Fe + H2CO3 FeCO3 + H2
FeC03 merupakan corrosion product yang
dikenal sebagai sweet corrosion
Faktor
Temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi
walaupun kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya
temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar
kemungkinan terbentuk korosi.
Faktor
pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat
asam dan korosif, sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi
untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan
meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
Faktor
Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion
sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan
menyebabkan terjadinya korosi.
Faktor
Padatan Terlarut
Ø Klorida
(CI), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan
ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan
pecahnya alooys. Klorida biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi
tinggi yang akan menyebabkan proses korosi. Proses korosi juga dapat disebabkan
oleh kenaikan konduktivity larutan garam, dimana larutan garam yang lebih
konduktif, laju korosinya juga akan lebih tinggi.
Ø Karbonat
(C03), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film
karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam
produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale.
Ø Sulfat
(S04), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat
juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan
oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfida yang korosif.
Lingkungan
Ø Lokasi
Tergantung
pada lokasi logam atau pipa berada : di daerah yang basah atau kering, panas
atau dingin, kondisi air tawar atau air laut, di permukaan atau di bawah tanah,
memiliki potensi bahan kimia, produksi minyak, dan apakah mengandung uap atau
gas.
Ø Mechanical
Kondisi pipa atau logam mendapatkan stress
(tekanan), mengalami fatigue (tekanan), terjadi pemindahan, adanya proses
kavitasi, erosi dan freeting.
Media Korosif
Dengan perubahan
konsentrasi media korosif pada lingkungan benda konstruksi akan menimbulkan beberapa
kondisi korosi. Pengaruh konsentrasi dapat menimbulkan karakteristik berbeda
antara kedua benda konstruksi. Untuk material tertentu, konsentrasi korosif
sebanding dengan kecepatan korosi.
Organisme
Pengaruh mikroorganisme
terhadap korosi ada 2 macam, yaitu:
Ø Secara
langsung
menghasilkan
zat korosif seperti hidrogen sulfida,
carbon dioksida, amonia, asam organik dan anorganik
Ø Secara
tidak langsung
menghasilkan
zat katalisator atau depolarisasi yang merupakan bahan untuk mempercepat reaksi
korosi antara material dengan lingkungannya.
Akibat lainnya yang
dapat ditimbulkan dari kegiatan Mikro-Organisme antara lain:
Ø bakteri
aerob akan membutuhkan O2 untuk melakukan metabolisme
Ø O2
yang dibutuhkan ini sebagian akan menjadikan awal proses korosi pada material
Aspek yang ditimbulkan
oleh makro-organisme dalam menstimulus korosi:
Ø pemakan
perlindungan (coating)
Ø merupakan
perangkap zat korosif
Ø
hasil feses atau limbah metabolisme
makro-organisme
Lingkungan Industri Minyak
Pada umumnya di
lingkungan industri minyak terdapat 3 area yang seringkali mengalami korosi,
yaitu:
Ø Kegiatan
produksi (Production)
Ø Pendistribusian
dan Penyimpanan (Transportation and
Storage)
Ø Operasi
Pemisahan (Refinery Operation)
Di daerah sumur
condensasi (well condensates) akan
sangat banyak terjadi korosi ,ini karena:
Ø kedalaman
yang lebih dari 5000 ft
Ø temperatur
terendah dalam sistem adalah 160oF dan tekanan 1500 lb/m2
Ø pH
dalam sistem ini adalah 5,4 sehingga bersifat asam ( didalamnya terkandung asam
organik)
Untuk mengetahui
karakteristik korosi dalam sumur dilakukan beberapa tindakan, yaitu:
Ø inspeksi
permukaan peralatan
Ø membuat
analisa terhadap carbon dioksida dan asam organik
Ø pengujian
coupon exposure
Ø survey
terhadap tubing-caliper
Efek Ekonomi
Dampak dari korosi
mengakibatkan banyak biaya dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan
perencanaan dan kendali yang optimal, seperti berikut:
...................................................... (1)
Sedangkan
untuk biaya operasional dan perawatan diformulasikan sbb:
.............................................................................................. (2)
.............................................................................................. (2)
Dan untuk mencari nilai
ekonomis suatu konstruksi setelah sekian tahun beroperasi adalah sebagai
berikut:
................................................................................................................. (3)
keterangan:
O/M
=
biaya operasi dan perawatan
Op = biaya produksi
Om
= biaya perawatan
Om
= corrosion cost + overhead cost
Corrosion cost = biaya reparasi + biaya
penggantian + biaya pencegahan
IP
= nilai konstruksi pada
tahun ke-n
Io
= investasi awal
Cn
= total cash selama n tahun
Macam-macam
korosi
Korosi Homogen
Korosi homogen terjadi karena reaksi
electro chemical yang secara homogen terjadi karat ke seluruh bagian material
yang terbuka. Korosi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut Merata dan
material menipis, Kehilangan tonage besar dan kecepatan tinggi. Adapun
contoh-contoh korosi homogen sebagai berikut :
Ø korosi pada
badan kapal
Ø pilar –
pilar pelabuhan
Ø korosi pada
kaki kaki jacket
Ø sebatang
besi yang tercelup larutan asam sulfat
Ø atap seng
Korosi homogen dapat tidak dapat
dihilangkan tetapi dapat mengurangi laju korosi yang terjadi dengan cara : pemilihan
material yang sesuai, coating yang sesuai, penambahan inhibitor dan katodic
protection.
Ø Perhitungan
kehilangan berat akibat korosi
.................................................................................................... (4)
Keterangan :
W
= Berat material yang hilang (gr)
D = Density
material (gr/cm3)
A = Luas penampang korosif
T
= Tebal material (cm)
Galvanic Corrosion
Apabila terjadi kontak atau secara
listrik kedua logam yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran
elektron/listrik diantar kedua logam. Logam yang mempunyai tahanan korosi
rendah ( potensial rendah) akan terkikis dan yang tahanan korosinya lebih
tinggi (potensial tinggi) akan mengalami penurunan korosinya. Korosi galvanic
corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas.
Cara-cara pencegahan pada galvanic
corrosion :
Ø Memilih
logam dengan posisi deret sedekat mungkin.
Ø menghilangkan
pengaruh rasio luas penampang yang tidak diinginkan.
Ø memberikan
isolasi diantara dua logam yang berbeda bila memungkinkan.
Ø penerapan
coating dengan mengutamakan pada logam anode.
Ø penambahan
inhibitor dengan cermat untuk mengurangi keagresifan logam dalam proses korosi.
Ø pencegahan
sistem sambungan mur baut dengan bahan berbeda dengan logam induknya.
Kecepatan korosi dapat
dilihat dalam persamaan berikut ini :
........................................................................................ (5)
Keterangan:
r = Resistivitas media elektrolit
l =
Jarak kedua logam
A = Luas permukaan yang berpengaruh
V1, V2 = Potensial logam
t =
Waktu
Crevice Corrosion
Crevice Corrosion memiliki sifat-sifat
yang tidak tampak dari luar dan sangat merusak konstruksi, korosi ini sering
terjadi pada sambungan kurang kedap yang disebabkan oleh lubang, gasket, lap
joint, kotoran/endapan.
Mekanisme
Oksidasi :
M
+ 1e
Reduksi
: O2 +
2H20 + 4e 4OH-
Dari reaksi diatas ion electron (e)
yang dihasilkan dalam reaksi oksidasi akan digunakan oleh oksigen (o2) untuk
mereduksi air (H2O) untuk menjadi ion OH. Dengan kata lain bahwa ion hidroksil
(H+) dihasilkan pada setiap pembentukan ion logam M+. Karena tempatnya atau
celahnya terbatas maka reaksi reduksi dari oksigen pada daerah tersebut habis
sedangkan metal M terus bereksi
Kecenderungan pembentukan ion M+ ini
kemudian disetimbangkan oleh adanya ion klorida atau cl- yang terdapat pada
celah tersebut. Hasil reaksi dari kedua ion tersebut akan meningkatkan
konsentrasi dari metal clorida atau MCl.
Dari reaksi diatas didapat HCL yang
berubah ion H+ atau CL- yang dapat meningkatkan laju penghancuran metal didalam
celah. Laju korosi didalam celah tersebut sangat cepat dan bersifat auto
katalik karena adanya ion H+ dan Cl-
Adapun cara pencegahannya adalah
sebagai berikut:
Ø Penggunaan
sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding dengan sambungan keling
untuk peralatan peralatan baru
Ø Celah
sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering
Ø Peralatan –
peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, terutama pada
sambungan – sambungan yang rawan
Ø Hindari
pemakaian packing yang bersifat higroskopis
Ø Penggunaan
gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan
Ø Pada desain
saluran drainase,hindari adanya lengkungan – lengkungan tajam serta daerah
genangan fluida
Filiform Corrosion
Serangan dari korosi ini tidak
merusak komponen utama metal tetapi hanya mempengaruhi atau merusak penampilan
permukaan metal dimana permukaan dan penampilan kaleng makanan atau minuman.
Mekanisme terjadinya korosi ini
merupakan kasus khusus untuk jenis korosi celah. Selama pertumbuhannya, pada
bagian kepala unsur seperti H2O dan O2 dari udara luar secara osmosis. Kedua
unsur ini selanjutnya bereaksi dengan ion Fe konsentrasi tinggi membentuk
oksida Fe. H2O dan O2 ini akan berdifusi masuk kebagian kepala dan keluar dari
bagian ekor secara terus menerus, korosi tertahan dibagian kepala dimana
hidrolisa yang terjadi dibagian kepala menyebabkanlingkungan yang bersifat
asam, sehingga korosi ini dapat menyebar secara otomatis.
Pencegahan secara global
Ø Menyimpan
material berlapis metal (email) didalam kondisi kering.
Ø Memberikan
lapisan brittle fil.
Intergranular Corrosion
Korosi intergranular terjadi pada
daerah tertentu dengan penyebab grain boundary. Hal ini disebabkan oleh
adanya kekosongan unsur/elemen pada kristal ataupun impurities dari
proses casting. Korosi ini terjadi pada casting and welding
Adapun cara pencegahan adalah sebagai berikut :
Ø Casting
Pada proses
ini harus dilakukan dengan jalan mengecor logam dengan step yang benar, komposisi
yang benar dan pendinginan yang benar sesuai dengan karakteristik masing –
masing logam dan kegunaannya
Ø Welding
Pemilihan elektrode
yang benar, prosedur pengelasan yang benar, pendinginan yang benar
Korosi Erosi
Akibat gesekan antara
fluida dengan logam sehingga logam tergerus dengan percepatan atau penambahan
keburukan sifat material karena gerakan relatif antara fluida korosif dan
permukaan metal. Korosi erosi dibagi menjadi 2 tipe yaitu ;
Ø Korosi Kavitasi: Akibat adanya benturan
gelembung fluida dengan permukaan logam sehingga berakibat luka terhadap
permukaan logam tersebut
Ø Fretting
Corrosion: Akibat
gesekan antara logam dengan logam dan berakibat suhu logam naik dan tergerus
sesama logam.
Tipe Media Korosif antara lain gas, larutan encer,
sistem organik, metal cair dan semua tipe peralatan yang diekspos fluida (piping system, katup, pompa dan
propeller). Dan cara pencegahannya secara global antara lain menggunakan
material dengan ketahanan korosi yang baik, perancangan (design) yang baik, coating
dan cathodic protection.
Pencegahan
Korosi
Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses
korosi yang dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan
usaha-usaha untuk pencegahan terbentuknya korosi. Banyak cara sudah ditemukan
untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah dengan cara proteksi
katodik, coating, pembalutan dan penggunaan chemical inhibitor.
Proteksi Katiodik
Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau
setidak-tidaknya untuk memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah
suatu anoda buatan di luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah
suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam
tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logaml tersebut berkarat.
Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir
dari anoda yang dipasang dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang
didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang
disebut Cathodic Protection. Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam
yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda
tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang
diproteksi. Anoda buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama
(dalam hal ini tanah lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan
diprotekasi dan antara dan pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar
proses listrik diantara anoda dan pipa tersebut dapat mengalir terus menerus.
Coating
Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam
(coating) dengan suatu bahan agar logam tersebut terhindar dari korosi.
Ø Pelapisan
dengan semen (concrete coating)
Pelapisan ini digunakan pada pipa yang akan
dipasang pada daerah air laut, dimana ketebalan semen diharapkan akan dapat
menghindarkan kontaminasi secara langsung antara air laut dengan permukaan pipa
dan juga selain itu lapisan semen ini juga digunakan sebagai pemberat pipa yang
akan diletakkan didasar laut sehingga tidak memerlukan lagi pemberat. Namun
kelemahan dari pelapisan semen pada jaringan pipa dasar laut adalah sulit
sekali untuk melakukan pemeliharaan atau melakukan inspeksi dengan peralatan
yang sederhana, hal ini disebabkan jaringan pipa tersebut sudah tertutup Lumpur
didasar laut. Untuk keperluan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan intelegent pig yang dimasukkan dalam jaringan pipa dan didorong
oleh fluida yang mengalir pada jaringan pipa tersebut. Dengan pekerjaan yang
relatif sederhana intelegent pig
dapat memberikan informasi tentang cacat yang ada pada jalur pipa transportasi
cukup akurat, baik jenis cacatnya maupun lokasi dimana cacat itu berada.
Sehingga sangat memudahkan bagi kita untuk memperbaikinya.
Ø Pengecatan
(Painting)
Pengecatan untuk subsea
pipeline hanya mungkin dilakukan pada awal instalasi, sehingga untuk pipa
yang terendam air pemeliharaan dengan cara pengecatan tidak mungkin dan tidak
dilakukan. Pemeliharaan dengan
pengecatan dilakukan untuk instalasi pipa yang berada pada bagian permukaan.
Dalam pengecatan perlu diperhatikan penggunaan cat
yang sesuai dengan standart dan ketebalan cat perlu diperhatikan, yaitu
ketebalan antara primer coat, intermediate coat dan top coat. Sebelum pipa dicat harus dilakukan
sandblasting terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa tidak ada air atau kotoran
yang dapat menyebabkan korosi setelah dilakukan pengecatan. Untuk subsea
pipeline cara ini tidak dilakukan karena umur cat yang terbatas, sehingga
untuk subsea pipeline cara yang
sering digunakan yaitu dengan cara pelapisan dengan meggunakan semen atau
aspal.
Ø Pemakaian Bahan-Bahan Kimia (Chemical Inhibitor)
Untuk
memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut inhibitor
corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan
metal. Lapisan molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat
yang disebut chemis option. Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid atau
cairan yang diinjeksikan pada production line. Karena inhibitor tersebut
merupakan masalah yang penting dalam menangani kororsi maka perlu dilakukan
pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya. Material corrosion inhibitor
terbagi 2, yaitu :
a.
Organik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh
dari hewan dan tumbuhan yang mengandung unsur karbon dalam senyawanya. Material
dasar dari organik inhibitor antara lain:
·
Turunan asam lemak alifatik, yaitu:
monoamine, diamine, amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter.
b.
Inorganik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh
dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsur karbon dalam senyawanya.
Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat,
dan pospat.
makasi banyak atas infonya.
ReplyDeletekembali kasih ^-^
ReplyDeleteWhile hopefully easier than managing a business, Tetris, like most
ReplyDeletepuzzle games, requires a fair bit of strategy. Many variations of the original have been created
such as adding multiplayer option, special items and bonuses.
The computer demonstrate can be as used, Number of individuals while in the system you've selected inside moral quantity - Andadvantage. Polyominoes have been used since 1907 in popular puzzles. Sweet and simple are two words that make Tetris so appealing to players initially.
My web blog - Free-Tetris
makasih infonya,, oh ya akibat korosiny mana ya??
ReplyDeleteIni yang mana yang Copas ya? mirip banget sama ini
ReplyDeletehttp://www.scribd.com/doc/105924856/Korosi-Pada-Pipa-Gas
Selamat Siang,
ReplyDeleteMohon bantuannya, Laju korosi maksimum yang diizinkan dalam lapangan minyak adalah 5 mpy (mils per year, 1 mpy = 0,001 in/year), sedangkan normalnya adalah 1 mpy atau kurang. data tersebut sumbernya dari mana ya?
Terima Kasih
ijin copy yaa buat tugas kuliah, makasih banyak :D
ReplyDeleteArtikel anda sudah cukup bagus dan lugas, tapi lebih baik lagi kalo di cantumkan sumber dan referensinya biar lebih ilmiah dan memudahkan orang mengeksplorasi.
ReplyDeleteApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium