Thursday, 5 April 2012

MENCARI PENGGANTI MINYAK BUMI


MENCARI PENGGANTI MINYAK BUMI



Minyak adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, sementara gas bumi dan batubara belum dimaksimalkan pemanfaatannya untuk konsumsi dalam negeri.Sesungguhnya negara kita ternyata menyimpan potensi yang luar biasa sumber-sumber daya energi alternatif (yang dapat diperbaharui) tersebut.Tetapi mengapa selama ini energi alternatif masih tertinggal dibandingkan sumber energienergi fosil tersebut?Untuk itu mungkin kata-kata kunci yang pas dalam memahami situasi ini kedepan adalah diversifikasi dan konservasi energi untuk mempercepat penggunaan energi alternatif merupakan suatu hal yang mutlak.
Pemerintah (perlu) menggulirkan program diversifikasi dan konservasi energi.Program ini bertujuan untuk menyokong penggunaan energi alternatif di luar BBM sekaligus gerakan penghematan dan dalam pemakaian energi yang tidak terbarukan. Program ini memang bertujuan ganda, menekan tingkat konsumsi BBM di dalam negeri sehingga impor BBM turun,tetapi sekaligus meningkatkan ekspor BBM kita. Mengapa demikian? Karena bagaimanapun, minyak bumi masih merupakan pilar penting perekonomian negara kita ini, sedangkan persediaannya akan habis dalam jangka waktu 10 - 20 tahun ke depan.
Beberapa energi alternatif yang bisa dikembangkan sebagai pengganti minyak adalah gas bumi dan batubarayang keduanya masih merupakan energi fosil, tetapi belum dimaksimalkan pemakaiannya, sedangkan lainnya adalah panasbumi, energi matahari, energi angin, energi air, dan lain-lain.

GAS BUMI
Gas bumi masih saudara dari minyak bumi sebagai sesama energi fosil yang tidak dapat diperbaharui.Kelebihannya adalah cadangan gas bumi Indonesia bisa dikatakan sangat besar, yaitu 117 Tcf. Demikian diungkapkan Ramses O. Hutapea, seorang pengamat industri minyak dan gas bumi.Sejak penemuan -penemuan lapangan gas bumi Arun (Aceh) dan Badak (Kalaimantan Timur) tahun 1971, Indonesia memang menjadi negara produsen dan eksportir LNG terbesar di dunia sejak tahun 1986.Setelah itu masih banyak lagi ditemukan lapangan-lapangan gas bumi menengah maupun yang besar.Sebut saja misalnya D'Alpha di Natuna Timur; Muturi, Berau dan Wiriagar di Papua; Sonoro dan Donggi Block di Sulawesi Tengah; dan juga di Cepu (Jawa Tengah dan Jawa Timur).Itu untuk menyebut lapangan-lapangan yang besar saja, belum termasuk yang menengah yang tersebar di seantero Indonesia.
Ramses menilai, gas bumi memiliki kesempatan penggunaan yang lebih luas daripada batubara, terutama untuk sektor transportasi.Kesempatan penggunaan serta keharusan internalisasi biaya mitigas dampak lingkungan dari gas bumi dan batubara, menempatkan gas bumi sebagai sumber alternatif yang lebih efisien dan efektif.
Di lain sisi, Ramses melihat bahwa ada faktor obyektif yang (telah) memperlambat peningkatan penggunaan gas bumi, adanya dislokasi cadangan gas bumi dari lokasi (calon) pengguna atau konsumen besar. Penemuan-penemuan cadangan gas bumi selalu terjadi di lokasi-lokasi yang jauh dari pusat-pusat pemakai energi besar yang terletak di perkotaan, pusat-pusat industri dan jaringan transportasi di Sumatera, Jawa dan Bali.Akibatnya adalah jaringan pipa yang dibangun hanya jaringan transmisi pipa jarak pendek dan menengah, tidak ada yang jarak jauh.
Selain itu harga gas yang berbeda juga menjadi salah satu penyebab lambatnya pemakaian gas bumi.Untuk pembangkit listrik PLN, harga gas memang sudah merupakan harga hasil kesepakatan antara penghasil dan pemakai gas bumi. Tetapi di lain sisi harga gas untuk industri pupuk, ternyata masih disubsidi oleh pemerintah.
Menurut Ramses O. Hutapea, yang menjadi masalah adalah sarana pipa transmisi dan distribusi gas bumi yang secara ekonomi (seharusnya) dapat dibangun untuk menjangkau industri-industri pemakai gas bumi tersebut, terutama yang terletak di Jawa dan Sumatera. Dan kedua, rencana pembangunan jaringan kereta api listrik di Jawa yang menghubungkan kota-kota besar, akan membuka peluang peningkatan penggunaan gas bumi sebagai energi primer untuk pembangkit listrik dari kereta api.

BATUBARA
Batubara adalah sumber energi fosil yang masih cukup besar di Indonesia, tetapi belum pernah dimaksimalkan potensinya. Diperkirakan cadangan batubara Indonesia sekitar 42,6 miliar ton. EmanS.dalam Suara Karya(20 Januari 2003) bahkan menyatakan bahwa batubara masih dapat diproduksi 100 tahun ke depan.
Dituliskan kalau Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa penggunaan batubara sudah dirintis sejak 10 tahun lalu (1993), namun masih terbatas pada sektor ketenagalistrikan saja, yaitu sebagai bahan bakar pembangkit listrik.Padahal potensi batubara sangatlah luas pemanfaatannya, mulai dari keperluan rumah tangga (memasak), industri dan transportasi.Untuk keperluan rumah tangga dan industri, batubara dapat dikemas menjadi briket (batubara yang dipadatkan); sedangkan untuk transportasi, batubara dapat diubah menjadi cair (liquefied), yang fungsi dan kegunaannya samad engan BBM jenis premium atau minyak solar.
Untuk itu, lanjut Purnomo, pemerintah berusaha untuk terus mensosialisasikan pemakaian briket batubara sebagai bahan bakar alternatif penggantiminyak (tanah).Salah satunya adalah dengan membangun pabrik-pabrik briket batubara di Palimanan (Cirebon, Jawa Barat) dan Gresik (Jawa Timur).Sedangkan untuk mengubah batubara menjadi zat cair yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar, Departemen ESDM melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan DESDM bekerjasama dengan sebuah perusahaan Jepang yang berpengalaman di bidang itu.Namun, Purnomo mengakui bahwa ketergantungan masyarakat pada minyak tanah masih sangat tinggi, sehingga respon masyarakat terhadap briket batubara juga rendah.Artinya memang tidak mudah mempopulerkan batubara.
Sedangkan Lobo Balia, Kepala Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (TekMIRA) lebih melihat karena ketiadaan kebijakan yang tegas dari pemerintah sendiri. Lobo menginginkan adanya kebijakan yang tegas dalam pemanfaatan batubara.Kebijakan pemerintah itu nantinya diharapkan menjadi payung bukan hanya untuk industri pertambangan saja, tetapi juga bagaimana memanfaatkan batubara sebagai energi alternatif yang berjalan seperti yang diharapkan. Selama kebijakan yang tegasitu belum ada, tambah Lobo Balia, maka pemanfaatan batubara hanya akan tinggal harapan saja.
Tetap apa sebetulnya keunggulan batubara dibandingkan minyak? Menurut Soedjoko (Peneliti Senior TekMIRA), 1 liter minyak tanah dapat digantikan dengan hanya 0,6 kg briket batubara. Dan harganya yang lebih murah.Ada lagi?Tentu, yaitu ramah lingkungan.Sisa pembakaran briket batubara dapa t dijadikan sebagai pupuk tanaman, masih kata Soedjoko.

PANASBUMI
Setelah gas bumi dan batubara, maka panasbumi tak pelak lagi menjadi sumber energi alternatif yang patut dikembangkan, mengingat cadangannya pun tidaklah kecil. Diperkirakan potensi panasbumi sangatlah besar, yaitu 20.000 MWe, yang tersebar di punggung pegunungan, khususnya di kawasan barat Indonesia (WePe No.8/XXXI/1996). Sementara Ramses O. Hutapea menyebutkan cadangan panasbumi sebesar 105,6 juta Setara Barel Minyak yang dapat menunjang pembangkit listrik sebesar 9658 MW (WePe No.07/XXXVII/Juli 2002).
Anwari dalam buku "Panasbumi dalam Perspektif Nasional" menyebutkan, sebagai alternatif pengganti minyak bumi, panasbumi punya keunggulan yaitu ia merupakan energi primer yang dapat diperbaharui. Dan secara teknis, dampak lingkungan dari pengusahaan panasbumi sangatlah kecil. Tetapi dilain sisi, panasbumi bukanlah jenis energi yang bisa menghasilkan devisa, karena ternyata panasbumi tidak dapat diekspor. Maka satu-satunya pilihan dalam pemanfaatan panasbumi adalah untuk memasok kebutuhan energi di dalam negeri. Berangkat dari hal tersebut, Anwari berpendapat bahwa sebaiknya sumber energi lain yang bisa diekspor sebaiknya tidak digunakan di dalam negeri .
Menurutnya, ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan mengembangkan pemakaian panasbumi.Di antaranya, pemerintah tidak perlu lagi mensubsidi BBM yang dipergunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) , maka BBM yang semula digunakan untuk PLTU dapat diekspor untuk menghasilkan devisa. Keuntungan lain adalah berkait dengan sumber cadangan panasbumi yang terdapat di kawasan barat Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Di pulau terpadat ini, sudah terpasang jaringantransmisi listrik Jawa-Bali dan merupakan wilayah dengan tingkat kebutuhan listrik yang besar.Artinya, panasbumi sudah memiliki wilayah pengembangan yang sangat potensial.Anwari melihat satu masalah yang mendasar, yaitu masih kurang yakinnya pemerintah dalam mengembangkan energi panasbumi secara lebih serius.
Tampaknya tidak terlalu meleset juga pandangan Anwari tersebut.Tetapi ketika waktu habisnya cadangan minyak bumi semakin dekat, apakah kita masih harus berdiam diri saja dengan berbagai alasan yang dicari-cari?Suka atau tidak suka, pemerintah harus serius mengembangkan pilihan-pilihan diatas, dan tentu masih banyak lagi pilihan-pilihan lain, seperti energi matahari, energi air, anergi angin, dan lain-lain. (Tim WePe)
II.            Minyak jarak lebih untung dari briket batu bara
Muslimin Nasution (APBI-ICMA (dari Bisnis Indonesia))

Pemerintah telah memprogramkan penggunaan briket batu bara secara massal untuk keperluan rumah tangga penduduk miskin. Sebagai langkah teknis merealisasikan program tersebut, pemerintah menganggarkan Rp150 miliar untuk pembelian sepuluh juta tungku briket batu bara yang akan dibagikan secara gratis atau dijual murah kepada penduduk miskin.
Rencananya, anggaran tersebut akan dibebankan kepada APBN 2006. Di sisi lain, masih dalam rangka menanggulangi kemiskinan sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan energi alternatif, pemerintah juga sedang merintis kegiatan penanaman jarak pagar di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.Jarak pagar ini akan digunakan untuk membuat minyak jarak sebagai alternatif pengganti solar atau minyak tanah.Adanya program-program tersebut menunjukkan betapa pemerintah sangat peduli kepada nasib rakyat miskin. Namun demikian, ditinjau dari berbagai aspek seharusnya pelaksanaan program pengembangan minyak jarak lebih diprioritaskan dibandingkan program briket batu bara, khususnya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.Perbandingan antara briket batu bara & minyak jarak ditinjau dari berbagai aspekBriket batu bara Minyak jarak Pengeluaran konsumen per 5500 kcal Rp1.500 Rp1.157 Subsidi pemerintah Ada, terutama untuk penyediaan tungku gratis/murah Tidak ada Penciptaan lapangan kerja untuk investasi Rp2,5 miliar 50 orang 3.000 orang Pengaruh terhadap kesehatan Menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker paru-paru dan infeksi saluran pernafasan Tidak menimbulkan penyakit Dampak terhadap lingkungan Polusi gas karbondioksida dan zat berbahaya lain, kerusakan bekas areal pertambangan Rehabilitasi lahan yang rusak, pemanfaatan lahan terlantar * diolah dari berbagai sumber

Konsumsi minyak tanah rakyat miskin sekitar 2,7 juta kiloliter per tahunnya. Jumlah ini dapat disubstitusi seluruhnya oleh minyak jarak, sebab potensi produksi minyak jarak Indonesia setiap tahunnya berkisar antara 20 juta kiloliter hingga 60 juta kiloliter.

Dengan potensi ini, bahkan konsumsi total minyak tanah yang 'hanya' 12 juta kiloliter per tahun semuanya dapat dipenuhi oleh minyak jarak.Lebih jauh, tabel menggambarkan beberapa pertimbangan penting mengapa upaya pengembangan minyak jarak harus didahulukan dibandingkan usaha pengembangan briket batubara.
Briket batu bara mahalHarga briket batu bara di tingkat konsumen adalah Rp1.500 per kg. Meskipun harga ini seolah-olah lebih murah dibandingkan harga minyak jarak (Rp2.000 per liter berdasarkan perhitungan pesimistis), namun jika dihitung berdasarkan nilai kalorinya ternyata minyak jarak lebih murah.Satu kilogram briket batu bara hanya mengandung kalori rata-rata sebesar 5.500 kcal, sementara satu liter minyak jarak memiliki kalori rata-rata sebesar 9.500 kcal. Dengan demikian, harga minyak jarak untuk kalori sebesar 5.500 kcal hanya Rp1.157, atau Rp325 lebih murah dibandingkan dengan briket batubara.
Jika konsumsi rata-rata minyak tanah satu keluarga miskin per harinya adalah setengah liter, maka keluarga tersebut akan membutuhkan sekitar 0,8 kg briket batu bara sebagai pengganti minyak tanah. Dengan demikian, mereka harus mengeluarkan Rp432.000 untuk membeli 228 kg briket batu bara setiap tahunnya.Sedangkan jika konsumsi minyak tanah disubsitusi oleh minyak jarak, satu keluarga miskin membutuhkan 0,47 liter minyak jarak per hari. Dalam satu tahun, keluarga tersebut harus mengeluarkan Rp339.000 untuk membeli 170 liter minyak jarak.Jadi, minyak jarak lebih layak dibandingkan briket batu bara dilihat dari segi cost yang harus dikeluarkan konsumen keluarga miskin.
Sementara itu, keluarga miskin juga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli tungku briket batu bara. Tetapi karena biaya ekstra untuk tungku ini dianggap akan mengurangi minat keluarga miskin menggunakan briket batu bara, pemerintah memutuskan untuk menggratiskan atau menjual murah komponen tersebut. Artinya, pemerintah akan mengeluarkan subsidi.Tentu subsidi dalam hal ini menjadi tidak relevan terutama karena pemerintah telah bertekad menghilangkan seluruh subsidi di sektor energi.
Investasi briket batu bara juga lebih bersifat padat modal dibandingkan investasi minyak jarak. Dana sebesar Rp2,5 miliar jika diinvestasikan dalam briket batu bara hanya menyerap tenaga kerja sekitar 50 orang, sedangkan jika ditanamkan di usaha minyak jarak akan menyerap tenaga kerja 60 kali lipatnya.Dengan biaya sekitar Rp1 triliun seluruh lahan kritis di Jawa seluas 400.000 hektare bisa termanfaatkan untuk pengembangan minyak jarak. Di samping itu, pemanfaatan lahan kritis tersebut akan menciptakan lapangan kerja untuk 1,2 juta orang.
Dalam kondisi masyarakat yang sedang dilanda krisis tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, investasi tidak mungkin diarahkan sekadar untuk mengejar pertumbuhan ekonomi.Investasi juga memiliki fungsi sosial, di antaranya adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.Karena itu jika dipandang dari fungsi sosialnya, investasi untuk pengembangan minyak jarak jauh lebih layak dibandingkan dengan investasi briket batu bara.

Merusak kesehatan
,Tulisan Igor O'Neill dalam harian Kompas (15/10/2005) melukiskan secara gamblang betapa berbahayanya briket batu bara jika digunakan untuk keperluan rumah tangga. Pengguna briket batu bara terancam berbagai penyakit degeneratif seperti kanker paru-paru atau kanker tenggorokan.Mengutip WHO, O'Neill menyatakan memasak dengan bahan bakar padat di ruangan menyebabkan kematian dini. Menurut penelitian, korban terbanyak adalah perempuan dan anak-anak.Bahaya ini semakin nyata jika mengingat rumah-rumah di Indonesia biasanya tidak memiliki cerobong dapur sebagai saluran pembuangan asap.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga lain juga menunjukkan kesimpulan yang sama. Penyakit kanker maupun infeksi saluran pernafasan akan menjadi risiko akibat polycyclic aromatic hydrocarbons yang dihasilkan oleh proses pembakaran batu bara, serta zat-zat lain yang beracun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium, dan fluorida.
Lain halnya dengan minyak jarak. Sejak dulu minyak jarak digolongkan ke dalam clean energy atau green energy. Penelitian membuktikan bahwa minyak jarak tidak mengandung buangan beracun sehingga-jangankan dibandingkan dengan briket batu bara-dibanding minyak tanah pun masih jauh lebih bersih.Penggunaan briket batu bara juga berpotensi mengotori udara terutama akibat emisi karbondioksida yang dihasilkan dari proses pembakarannya.Penggunaan briket batu bara juga akan memicu kegiatan pertambangan dalam skala yang lebih ekstensif, padahal tidak jarang lingkungan sekitar area pertambangan rusak parah akibat kegiatan pertambangan yang dilakukan di area itu.Berlawanan dengan kerusakan lingkungan yang sangat mungkin timbul akibat penggunaan briket batu bara, penelitian menunjukkan penggunaan minyak jarak dapat menurunkan emisi karbon dioksida hingga lebih dari 50Dengan demikian, selain keuntungan ekologis berupa udara yang lebih bersih, sangat mungkin bagi Indonesia mendapat keuntungan ekonomis dari penurunan emisi karbon dioksida tersebut dengan memanfaatkan kerja sama antar-negara dalam konteks Protokol Kyoto.
Dengan demikian, berdasarkan pertimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan, pengembangan dan penggunaan minyak jarak untuk rumah tangga seharusnya lebih diutamakan.

Penggunaan batu bara masih dimungkinkan sebagai alternatif mengatasi kelangkaan BBM. Tetapi untuk penggunaan dalam rumah tangga, alangkah baiknnya juga dikembangkan penggunaan minyak jarak.
III.         KEUNGGULAN BRIKET BATUBARA :

· Lebih murah,

· Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama dan kontinyu,

· Tidak beresiko meledak / terrbakar,

· Tidak mengeluarkan suara bising dan tidak berjelaga.

· Sumber batubara berlimpah sehingga dapat diandalkan untuk jangka panjang.

Namun demikian briket mempunyai keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal yang memakan waktu 5 – 10 menit dan briket batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu diatas 2 jam.

IV.       KEUNTUNGAN NASIONAL DALAM MENGEMBANGKAN BRIKET :
· Penghematan nasional
Pabrik briket batubara PTBA saat ini mempunyai kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun dan dalam waktu dekat akan menambah kapasitas produksi menjadi 1.615.000 ton per tahun.
Dengan harga minyak mentah dunia saat ini yang sangat tinggi dan nilai tukar US dollar diatas Rp. 10.000,- maka harga pasar minyak tanah adalah Rp. 5.600,- per liter. Dengan harga jual Rp. 2.000,- per liter terdapat maka subsidi sebesar Rp. 3.600,- per liter sehingga apabila konsumsi minyak tanah Indonesia rata – rata saat ini per tahun adalah 10 juta kilo liter maka terdapat subsidi untuk minyak tanah sebesar Rp. 36 triliun.
Secara praktis penggunaan minyak tanah 1 liter setara dengan 1 kg briket batubara. Produksi briket batubara 1 kg untuk menggantikan minyak tanah maka Negara akan menghemat Rp. 3.600,-maka dengan memproduksi 1.615.000 ton per tahun maka penghematan Negara adalah sebesar Rp. 5,8 triliun.
Dengan melibatkan pihak swasta untuk memproduksi briket batubara lebih banyak lagi maka penghematan Negara akan lebih besar lagi.
* Membantu melindungi hutan dari kegundulan
Selama ini banyak sektor industri kecil memanfaatkan kayu bakar yang diambil dari hutan sebagai bahan bakar sehingga mengakibatkan penggundulan hutan. Dengan mengembangkan briket batubara maka pelaku Industri Kecil yang selama ini menggunakan kayu bakar dapat menggunakan briket batubara dan hal ini akan mempertahankan populasi hutan.
* Menciptakan lapangan kerja
Pengembangan briket batubara akan menyerap banyak tenaga kerja untuk keperluan pabrik briket , sebagai pemasok bahan baku, distributor dan penyalur, transportasi bahan baku dan briket batubara, pembuat tungku briket batubara dll.

II.            Matching Point
Matching point merupakan suatu titik operasi dari putaran motor penggerak kapal(engine speed) yang sedemikian hingga tepat (match) dengan karakter beban balingbaling,yaitu titik operasi putaran motor dimana power yang di-absorb oleh propellersama dengan power produced oleh engine dan menghasilkan kecepatan kapal yangmendekati (sama persis) dengan kecepatan servis kapal yang direncanakan.
Karakteristik Propeller adalah seperti yang telah ditunjukkan pada Gambar 8,
sedangkan Karakteristik engine telah direpresentasikan pada Gambar 11. Untuk dapat
menyamakan kedua trendline tersebut ke dalam satu sarana plotting yang sama, maka
terlebih dahulu harga kedua trendline dijadikan dalam persen (%) seperti yang
digambarkan pada kurva berikut ini;
Pada engine speed, n, adalah merupakan titik operasi putaran motor penggerak yangsesuai dengan kondisi beban propeller, sebab, daya yang dihasilkan oleh motorpenggerak adalah sama dengan daya yang diabsorb oleh propeller, P. Hal ini tentunyaakan memberikan konsekuensi yang optimal terhadap pemakaian konsumsi bahanbakar dari motor penggerak kapal terhadap kecepatan servis kapal yang diinginkan.Seperti diketahui bersama bahwa di kapal yang dapat dilihat adalah indikator enginespeed (rpm, atau rps) dan kecepatan kapal (knots, atau Nmile/hour). Sehinggapenetapan putaran operasi dari motor penggerak, merupakan “kunci” kesuksesandalam operasional sistem propulsi kapal secara keseluruhan.

III         Shaft Generator
Ada banyak cara yang berbeda listrik di atas kapal. Selain generator diesel konvensional, ada poros generator yang mengambil keuntungan dari rotasi poros baling-baling, menyimpan bahan bakar diesel mahal, karena mesin utama berjalan pada minyak berat. Poros generator baik untuk menghilangkan kebutuhan generator
digerakkan secara independen atau mengurangi keausan - dan maka kebutuhan pemeliharaan - dari generator set-board solar pada.poros generator, yang disisipkan dalam shafting antara mesin penggerak utama dan baling-baling, merupakan sumber daya penting di kapal. Detil pengetahuan karakteristik elektromagnetik poros generator yang diperlukan untuk mendesain sistem tenaga kapal kompleks. pengetahuan tersebut dapat diperoleh hanya dengan simulasi numerik. Dalam tulisan ini kita melakukan simulasi tanpa beban dan beban elektromagnetik peringkat negara dalam kecepatan rendah generator kapal dan metodologi hadir untuk perhitungan solusi reactances dari lapangan. Masalah lain yang penting dalam desain poros generator dimensi dari sistem pendingin karena ruang terbatas untuk generator. Oleh karena itu, kami menyajikan hasil analisis aliran fluida-numerik dari ventilator serta

No comments:

Post a Comment

"Yang Copy-Paste, izin yah.! Biar berkah "
Pembaca yang baik. Setelah baca dikomeng. Budayakan Komenk Spontan.