Wednesday, 18 April 2012

Inflatable Liferaft (Rakit Penolong)

-->
Inflatable Liferaft (Rakit Penolong)
Adalah rakit penolong yang ditiup secra otomatis. Alat peniupnya merupakan satu atau lebih botol angin (asam arang) yang diletakkan diluar lantai rakit.
Syarat – syarat Inflatable Liferaft :
1.    Dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dijatuhkan ke dalam air dari satu tempat 18 meter tingginya diatas permukaan air,baik rakit atau perlengkapan lainnya tak akan rusak.
2.    Harus dapat dikembangkan secara otomatis dng cepat.
3.    Berat seluruhnya maksimum 180kg (rakit,kantong,tabung)
4.    Mempunyai stabilitas yang cukup baik.
5.    Lantai dari rakit penolong harus kedap air dan harus mempunyai cukup isolasi untuk menahan udara yang di dingin.
6.    Dilengkapi dengan tali tambat yang panjangnya paling sedikit 10 meter, dan diisi luarnya terdapat tali pegangan yang cukup kuat.
7.    Rakit harus dapat ditegakkan oleh seorang, jika telah tertiup, apabila berada dalam keadaan terbalik.
b.    Life Buoy
Digunakan untuk menyelamatkan orang yang terjatuh kelaut (man over board) dengan maksud untuk recovery.
(Ring Life Buoy)
c.    Jaket penolong ( life jacket )
Digunakan sebagai pelindung tambahan pada waktu meninggalkan kapal, agar dapat tetap terapung dalam waktu yang cukup lama dengan bagian kepala tetap berada diatas permukaan air.
(Life Jacket)
d.    Tanda bahaya dengan signal atau radio
Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb. Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur rescue signal transmiter dsb.
(smoke signal)
e.    Pemadam kebakaran
Secara umum, terjadinya kebakaran dapat disebabkan oleh tiga factor utama yaitu sebagai berikut :
1.                Bahan Yang Mudah Terbakar
Barang padat, cair atau gas yang dapat terbakar (kayu, kertas, textile, bensin, minyak, acetelin, dan sebagainya).
2.    Sumber Api (percikan api dan panas)
Suhu yang sedemikian tingginya hingga menimbulkan panas yang mudah menimbulkan kebakaran.
3.    Zat asam (O2)
Adanya O2 yang cukup untuk mengikat gas – gas yang bebas. Ikatan – ikatan ini diikuti dengan adanya gejala – gejala kebakaran dan suhu yang tinggi sehingga kemudian terjadilah kebakaran. Bila pengikatan ini berjalan dengan cepat maka akan terjadi ledakan.
Penyebab kebakaran antara lain :
1.    Kenaikan temperatur di ruangan yang bersebelahan dengan tempat penyimpanan bahan bakar.
      1. Panas yang berlebihan pada sekat.
      2. Kondisi kabel listrik yang jelek
      3. Rusaknya isolasi kabel listrik karena naiknya suhu
                 Kebakaran dapat dipadamkan dengan cara sebagai berikut :
1.    Menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran.
2.    Menutup jalan masuknya zat asam.
3.    Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar, untuk membatasi menjalarnya api (cara yang terakhir ini jarang dilakukan diatas kapal).
(Bagian dari fire fighting portable)
                 Pengklasifikasian kebakaran berdasarkan tipe bahan (material) yang terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
ü  Kelas A berarti api membakar kayu, fiberglass, dan alat furniture.
ü  Kelas B berarti api membakar minyak pelumas dan bahan bakar.
ü  Kelas C berarti api membakar sistem kelistrikan
ü  Kelas D berarti api membakar logam yang mudah terbakar seperti magnesium dan aluminium.
ü  Kelas K berarti kebakaran disebabkan media dari memasak. Terutama pada kapal terjadi dalam galley
                 Gambar pengklasifikasikan bahan yang dapat menyebabkan kebakaran.
Berdasarkan klasifikasi kebakaran berdasarkan tipe bahan (material) yang terbakar, maka media dari pemadam kebakaran dapat dibedakan sebagai berikut :
Dalam kapal ini terdapat alat pemadam kebakaran berupa Foam, CO2, dan Air laut.




No comments:

Post a Comment

"Yang Copy-Paste, izin yah.! Biar berkah "
Pembaca yang baik. Setelah baca dikomeng. Budayakan Komenk Spontan.