Saturday, 7 April 2012

SEWAGE TREATMENT

-->
Sewage Treatment
Adalah sistem untuk pembuangan limbah ( kotoran ) dari toilet yang ada pada geladak akomodasi yang telah direncanakan, sebelum limbah ( kotoran ) tersebut dibuang ke overboard (O/B) atau ke shore connection harus ditampung terlebih dahulu untuk dilakukan treatment. Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di perairan teritorial, dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan Peraturan Internasional yang berlaku untuk pembuangan limbah dalam jarak yang ditetapkan dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus mempunyai sistem pembuangan limbah sesuai dengan standar yang ditentukan.

Ada dua jenis system untuk penanganan limbah, yaitu:
1.     Metode kimia (Chemical Method),
adalah metode yang pada dasarnya menggunakan suatu tangki untuk menampung limbah padat dan akan dibuang pada area yang diijinkan pada tempat penampungan limbah di pantai.
2.     Metode biologi (Biological Method),
adalah perlakuan sedemikian rupa sehingga limbah dapat diperbolehkan untuk dibuang ke pantai.

A. Chemical Sewage Treatment
Sistem ini meminimalkan limbah yang dikumpulkan dan mengendapkannya sampai dapat dibuang ke laut.
Dengan cara mengurangi kandungan cairan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
Pembuangan limbah dari pencucian, wash basin, air mandi dapat langsung dibuang ke overboard. Cairan dari kakus dapat digunakan lagi sebagai air pembilas untuk kamar mandi. Cairan harus diolah sedemikian rupa dalam kaitannya dengan penampilan dan bau yang dapat diterima. Berbagai bahan kimia ditambahkan pada poin – poin berbeda untuk bau dan perubahan warna dan juga untuk membantu dalam penguraian dan sterilisasi. Suatu communitor digunakan untuk memisahkan limbah dan membantu proses penguraian kimia. Material padat disimpan dalam settling tank dan disimpan sebelum dibuang ke sullage tank: cairan didaur ulang untuk digunakan sebagai pembilasan. Test harus dilakukan setiap hari untuk memeriksa dosis bahan kimia. Hal ini untuk mencegah bau yang menyengat dan juga untuk menghindari karatan.

B. Biochemichal Sewage Treatment
Menggunakan sistem penguraian dengan bakteri kedalam suatu unsur limbah sehingga bisa diterima untuk dibuang di perairan manapun. Proses pengisian angin dimana bakteri oxygen – loving mencerna limbah dan mengubah menjadi Lumpur. Sistem ini menggunakan suatu tangki yang dibagi menjadi 3 ke departement: aeration compartement , settling compartement, dan chlorine contact compartement. Limbah masuk ke aeration compartement dan dicerna oleh bakteri aerobic dan micro-organism yang dibantu oleh oksigen yang dipompa masuk. Kemudian limbah mengalir ke dalam settling compartement, dimana Lumpur yang diendapkan diaktifkan keluar. Aliran cairan yang bersih pada chlorinator setelah digunakan untuk membunuh sisa bakteri dibuang. Tablet didalam chlorinator yang habis harus diganti. Sampah Lumpur di dalam settling tank secara terus menerus didaur ulang dan setiap dua/tiga bulan secara parsial dipindahkan. Kotoran ini harus dibuang hanya di suatu area decontrolled.
Pengembangan untuk melakukan treatment pada sewage (limbah kapal) dilakukan atas sertifikasi dari IMCO Conference on Marine Polution tahun 1973 Annex IV. Penentuan jumlah yang pasti mengenai sewage dan sisa air kotor (waste) pada sebuah kapal sangat sulit diprediksi. Para desainer di Eropa memberi nilai sebesar 70 liter/orang /hari untuk kebutuhan toilet termasuk air bilas dan sekitar 130 – 150 liter /orang /hari untuk air cuci termasuk mandi.

Sedangkan badan yang ada di US memberikan rekomendasi bahwa aliran untuk discharge toilet sebesar 114 liter/ orang/ hari dengan dua kalinya jumlah ini untuk air cuci. Beberapa desain direncanakan supaya memadahi ditempatkan dikapal untuk sumur discharge jauh dari lantai, atau untuk menerima fasilitas dari pelabuhan. Selain itu desain ditujukan juga untuk menghasilkan perencanaan yang memadahi sehingga dapat diterima oleh petugas pelabuhan saat pembuangan.
Untuk tipe former didesain berisi holding tanks yang menerima semua kotoran baik cair maupun padat termasuk air bilasnya, air cuci tangan, shower, dan untuk mandi semua diijinkan dibuang langsung melalui overboard. Selain itu desain juga memperhatikan bagaimana meminimkan jumlah cairan supaya memungkinkan dapat didaur ulang untuk pembilasan lagi. Ini dapat dipastikan bahwa sistem hanya menerima kira – kira 1% dari kapasitas muat sistem konvensional.
Untuk membuang sewage diperairan teritorial kualitas yang memadahi harus berada dalam standart tertentu seperti yang ditentukan oleh badan yang berwenang .
Ini biasanya didasarkan pada satu atau lebih dari 3 faktor yaitu :
1.             Biological oxygen demand (BOD) yang merupakan ukuran total jumlah oksigen yang akan diambil oleh bahan kimia atau organik yang memadahi. Hal ini yang penting terdapat dalam dua unsur, pertama, jika perairan memadahi untuk membuang sewage dilebihkan dengan material yang menyerap oksigen, kandungan oksigen akan dikurangi sampai tingkat dimana ikan dan materi lainnya hidupnya tidak dapat didukung, yang kedua kelas bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen akan medominasi didalam sewage atau didalam perairan dimana cairan ini dibuang. Bakteri yang berkumpul dalam kondisi ini akan menghasilkan hydrogen sulphide dengan karakteristik bau yang tajam. BOD biasanya dikelompokkan dengan periode tertentu dan umumnya diambil lima hari. Nilai ini ditulis dengan BOD5 yang ditentukan oleh 1 liter sewage yang diambil pada suhu 200C yang dilemahkan didalam sumur oxigenated water yang memadai. Jumlah oksigen yang diserap melebihi
periode lima hari lalu diukur.
2.         Suspended solid, adalah kelebihan periode waktu yang dapat memberikan peningkatan pada masalah slip biasanya ditandai dari kesalahan fungsi dari pengontrol sewage dan jika terlalu tinggi akan diatasi dengan BOD yang tinggi. Suspended solid diukur dengan menyaring contoh( sample) melalui pre- weighed asbestos pad yang selanjutnya dikeringkan dan dievaluasi ulang.
3.         E – coliform adalah keluarga bakteri yang hidup dalam tubuh manusia. Mereka dapat dibiakkan lebih mudah dalam tes laboratoriom hasilnya diindikasikan dari jumlah kotoran didalam sample yang diambil dari sewage. Hasil tes ini disebut E- coli, nilainya diekspresikan per 100 ml.

8.1.3 Hydrophore
Peran air pressure system pada sistem Hydrophore berfungsi sebagai pemberi bantalan udara bertekanan pada tangki hydrophore. Bantalan udara memberi tekanan pada air didalam tangki hydrophore hingga mencapai tekanan maksimum. Pada tekanan maksimum ini pompa mulai tidak dapat bekerja. Sedangkan jika saluran air dibuka air akan mengalir sebagai akibat tekanan yang diberikan oleh bantalan udara, air yang keuar menyebabkan volume ruangan didalam tangki hydrophore bertambah maka akan mengurangi tekanan tangki hydrophore. Jika tekanan turun sampai pada tekanan 3,73 kg/cm2, maka pressure relay switcher akan bekerja otomatis menghidupkan Fresh Water Pump dan mengisi kembali tangki hydrophore hingga volume udara berkurang dan tekanannya meningkat. Selanjutnya jika tekanan mencapai 5,5 kg/cm2, maka pompa akan diberhentikan secara otomatis melalui pressure relay switcher.
Hydropore digunakan untuk melayani sistem air tawar atau air laut yang diperlukan untuk sanitari, air minum, dan air tawar. Pertimbangan perhitungan kapasitasnya dengan memperhatikan jumlah ABK dan berdasar standart U.S. sebesar 114 liter/orang/hari sehingga didapatkan spesifikasi hydropore UH 102 produk dari SHINKO dengan kebutuhan udara tekan sebesar 5 bar. Kebutuhan udara tekan ini akan di suplai dari sistem udara tekan melalui reduction valve untuk menurunkan tekanan dari 30 bar menjadi 5 bar.

Seawater Hydropore
Spesifikasi hydrophore yang akan digunakan dalam perencanaan sistem air laut ini adalah sebagai berikut:
Type                                         =          H 051 SHINKO
Capacity                                   =          5 - 15 m3/jam
Head                                        =          40 - 60 m
Operating Pressure Range         =          3 – 5.5 kg/cm2
Speed                                      =          1500 rpm

Fresh Water Hydrophore
Spesifikasi hydrophore yang akan digunakan dalam perencanaan sistem air tawar ini adalah sebagai berikut :
                        Type                                         =          UH 051 SHINKO
                        Capacity                                   =          5 - 15 m3/jam
                        Head                                        =          40 - 60 m
                        Operating Pressure Range         =          3 – 5.5 kg/cm2
                        Speed                                      =          3000 rpm

8.1.4 Recirculating Holding System
Sistem ini tidak didesain untuk menghasilkan saluran yang memadahi untuk membuang sewage dalam area yang terkontrol. Sistem ini didesain untuk memenuhi jumlah minimum kotoran sanitari kapal selama kapal berlabuh. Kemudian dapat dipompakan keluar pada area bebas atau fasilitas yang didapat dari pelabuhan. Cairan yang memenuhi diminimumkan oleh pembuangan air yang sudah kotor dari shower, bak mandi, pencuci tangan, dapat langsung dibuang ke overboard dan dengan menggunakan cairan yang dikumpulkan didalam holding tank sebagai pembilas dan media pemindah. Parameter sistem ini untuk menghasilkan cairan yang disirkulasi ulang sehingga akan diterima dengan layak dan relatif tidak berbahaya. Kotoran yang memenuhi harus diterima setelah periode pengendapan yang lama ke fasilitas pelabuhan. Pada desain untuk kapal ini menggunakan jenis chemical recirculating sistem. Penting sekali untuk menjaga kadar kimia secara tepat dan ini ditentukan oleh pengambilan sample setiap hari dan dilakukan tes kimia yang sederhana, Kegagalan untuk menjaga kadar yang tepat dapat dihasilkan dari bau kimia dari air bilas dan warna yang pekat. Dengan kadar yang tidak tepat memungkinkan untuk meningkatkan alkaline yang akan menyebabkan korosi pada pipa dan tangki.

8.2 MARPOL (ANNEX IV)
Ketentuan mengenai sewage treatment yang diatur berdasar ratifikasi IMCO Conference on Marine Pollution (MARPOL) ANNEX IV, dan juga sebagaimana diatur U.S. Coast Guard dalam Marine Sanitation Devices(MSD) dengan pokok2 aturan sebagai berikut[1]:
1)         Tipe 1 Aliran Saniter yang melalui peralatan dimana kandungan yang berpengaruh tidak terlihat mengapungkan bagian yang padat dan menghasilkan jumlah e-coli kurang dari 1000/100 mililiter.
2)         Tipe 11 Aliran Sanitari yang melalui peralatan dimana kandungan yang berpengaruh mengikat zat yang padat tidak lebih dari 150 mg/liter dan memiliki jumlah e-coli tidak kurang dari 200/100 mililiter.
3)         Tipe 111 tanpa peralatan pengolah sewage seperti holding tank atau recirculation device.

Berdasar Marpol Annex IV regulation 8 :
1.a)       Pembuangan kotoran (sewage) yang diolah dengan sistem tertentu dan disetujui oleh badan berwenang diijinkan dengan jarak 4 mil laut dari daratan terdekat. Dan apabila tanpa pengolahan (treatment) pada jarak 12 mil laut. Untuk kotoran yang disimpan dalam holding tank tidak boleh dibuang langsung kecuali laju kapal dalam kecepatan moderat 4 knots dan melalui persetujuan klasifikasi.
1.b)      Sewage plant yang disetujui oleh badan berwenang dengan mengikuti seperti dibawah:
- Hasil test menunjukkan nilai lebih kecil dari yang ditentukan International Sewage Pollution Prevention Certificate 1973.
- Hasilnya tidak menunjukan kotoran padat yang terapung, berwarna, dan mencemari air sekitar.

7 comments:

  1. izin sedot ya gan
    bermanfaat banget ilmunya

    ReplyDelete
  2. permisi, boleh minta sumber referensinya Pak?

    ReplyDelete
  3. mantap gan izin jadiin referensi tugas ane

    ReplyDelete
  4. kak izin ngambil materi STP nya... Terima KAsih :)

    ReplyDelete
  5. Di indonesia belinya di mana pls info

    ReplyDelete
  6. kak izin ngambil materi STP nya. makasih

    ReplyDelete

"Yang Copy-Paste, izin yah.! Biar berkah "
Pembaca yang baik. Setelah baca dikomeng. Budayakan Komenk Spontan.