Saturday, 7 April 2012

LAMBUNG KAPAL ( HULL )

-->
LAMBUNG KAPAL ( HULL )
1 Umum
Rencana sekat kedap air dan dasar ganda dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai gambaran penentuan dari ruang – ruang kerja, ruang muatan dan ruang akomodasi sesuai dengan nomor frame pada dasar ganda beserta peralatan, fungsi, kebutuhan serta terdapat koordinasi antara lokasi dan lalu lintas jalan keluar masuk.

            2.1.1 Jarak Gading
            Jarak gading normal merupakan jarak antara dua gading yang terletak antara After Peak Bulkhead (Sekat Ceruk Buritan)dan Collison Bulkhead (Sekat Ceruk Depan). Jarak maksimal frame spacing tersebut dapat dihitung dengan  persamaan sebagai berikut :
            a0                   = 450 + (2 x Lpp)                      
                        = 0.763 m
                        =diambil nilai 0,8 m
 Harga a0 diambil sebagai berikut :
a.      pada kamar mesin     : 600 mm
b. pada ruang muat          : 800 mm
            Sedangkan jarak gading diluar sekat yaitu jarak antara dua gading yang terdapat di belakang After Peak Bulkhead dan di depan Collison Bulkhead tidak boleh melebihi 600 mm. Pada perencanaan ini diambil jarak gading sebesar 600 mm.

            2.1.2 Dasar Ganda
Tinggi double bottom harus cukup untuk melakukan akses pada semua bagian double bottom dan, untuk center girder, Menurut buku Bureu Veritas part c chapter 6 hal 34, tinggi tidak boleh kurang dari B/16.
                     h    = B / 16
                           = 1,713
            pada perencanaan kapal ini tinggi double bottom adalah 1,8 m.

            2.1.3 Rules yang digunakan
Rules dan rekomendasi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :
      a. Bureu Veritas Part B,  Chapter 3         : Rudders
      b. Bureu Veritas Part B,  Chapter 7         : Frames
      c. Bureu Veritas Part B,  Chapter 27       : Equipment





2.2  Penempatan Sekat
Semua kapal harus memilki Collison Bulkhead, Sterntube Bulkhead dan 1 buah sekat kedap air di setiap ujung kamar mesin.Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di belakang Stertube Bulkhead dapat berfungsi sebagai sekat belakang kamar mesin. 

            2.2.1 Jumlah sekat kedap air minimum
Jumlah sekat kedap air minimum yang harus dimiliki oleh suatu kapal tergantung dari panjang kapal tersebut, yang mana batasnya seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Pada tabel C13.1 Bureu Veritas, Part B , Chapter 2 Sec 1
Karena panjang Lpp dari kapal adalah 156,8 m maka diambil jumlah sekat kedapnya adalah 7 buah, 1 sekat tubrukan, 1 sekat depan kamar mesin, 1 sekat belakang KM, 4 sekat di ruang muat.
Jarak gading ruang muat adalah
           
            RM I     nomor gading   40-77  
RM II     nomor gading   77-112
RM III    nomor gading  112-148
RM IV   nomor gading  148-168
RM V    nomor gading  168-190

            2.2.2 Collison Bulkhead (Sekat Tubrukan)
            Jarak untuk sekat tubrukan pada buku BV Part B  dijelaskan bahwa jaraknya tidak boleh kurang dari 0,05 L atau 10 m dan tidak boleh lebih dari 0,08 L.
0,08 L = 12,55 m
            jarak sekat tubrukan diambil  = 13 m atau diambil jaraknya 16 jarak gading, dengan jarak gading sebesar 0,8 m



2.2.3              Sterntube Bulkhead (Sekat Ceruk Buritan)
Semua kapal harus memiliki stertube bulkhead yang menerus sampai freeboard deck dan harus terletak minimal 3 jarak gading dari sisi depan propeller boss. Dalam perencanaan ini diambil 5 jarak gading.
2.2.4      Sekat Kamar Mesin
Letak sekat kamar mesin disesuaikan dengan kebutuhan serta dimensi kamar mesin, dimana panjang kamar mesin dari sekat buritan hingga sekat kamar mesin adalah 18 m. Dimana letak sekat kamar mesin adalah pada frame ke 40.

2.3     Tangki
Dalam penentuan kapasitas tangki harus diperhatikan rute pelayaran yang dilewati oleh kapal, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin jauh rute pelayaran yang dilewati oleh suatu kapal maka akan memerlukan kapasitas tangki yang lebih besar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa perencanaan tangki-tangki tersebut bertujuan untuk memudahkan, mengurangi resiko selama pelayaran dan menjaga kenyamanan selama pelayaran. Pada perencanaan tangki juga harus direncanakan letak tangki-tangki dimana batasan dalam peletakan tangki adalah agar operasi kapal lebih mudah dan pembuatan kapal tidak dipersulit dengan adanya tangki-tangki tersebut.
§  Tangki ballast berfungsi untuk menjaga stabilitas  kapal baik saat berlayar maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan kapal
§  Tangki bahan bakar digunakan sebagai tempat menyimpan bahan bakar yang mana volume yang dibutuhkan tergantung seberapa besar kebutuhan yanmg diperlukan dalam berlayar.
§  Tangki pelumas digunakan sebagai tempat menyimpan pelumas dan volume tergantung dari kebutuhan mesin induk dan mesin penunjang yang lain.
§  Tangki air tawar harus dipisahkan dari tangki yang tidak berisi air minum atau ballast kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh jumlah awak kapal dan rute pelayaran.
§  Tangki bilga terletak dibawah kamar mesin dimana tangki ini berfungsi sebagai penampung kotoran maupun minyak dari main engine. Untuk bilga ruang muat pompanya dapat menggunakan general pump karena pompa bilga pada ruang muat berbeda dengan ruang mesin.

2.4    Akomodasi

            2.4.1 Jumlah Crew
Dalam menentukan jumlah anak buah kapal harus seefisien mungkin, karena hal ini mempengaruhi besar kecilnya ruangan dan terbatasnya jumlah persediaan bahan makanan dan air tawar. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah type kapal, besar kapal, banyaknya pekerjaan yang dilayani anak buah kapal, rute pelayaran, sistem otomatisasi yang ada pada kapal, dan peraturan dari negara yang bersangkutan.

            2.4.2 Pembagian Ruang Akomodasi
            Dalam perencanaan ini ruang akomodasi dibagi menjadi beberapa jenis ruang, seperti yang tercantum di bawah ini.

            1. Ruang Tidur
            a. Terletak di atas garis muat air penuh:
§  Memiliki tinggi bebas minimum 1910 mm
§  Luas ruang tidur perorang minimum 2.80 m2
§  Ukuran tempat tidur minimum 1950 x 950 mm2
§  Ruang tidur untuk kapten, kepala mualim, kepala kamar mesin, masing - masing 1 kamar tidur untuk satu orang dan dilengkapi dengan kamar mandi   dan WC
§  Untuk perwira yang lain jika tidak memungkinkan satu ruang tidur dapat digunakan  untuk dua orang
§  Untuk awak kapal yang lain masing - masing kamar tidur dapat ditempati oleh 2 - 3 Orang
§  Tinggi tempat tidur bertingkat pertama tidak kurang dari 760 mm dan kedua tidak lebih dari 1930 mm
            b. Fasilitas dalam ruang tidur :
§  Ruang tidur kapten : tempat tidur tunggal, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, TV, kamar mandi, shower, wash-basin, WC, sofa, serta meja tamu.
§  Ruang tidur perwira : tempat tidur tunggal,lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, TV , kamar mandi, shower, wash-basin, WC, sofa, serta meja tamu.
§  Ruang tidur Chief Engineer fasilitasnya sama dengan ruang tidur kapten.
§  Ruang tidur bintara : tempat tidur tunggal, lemari pakaian, Meja tulis, berserta kursi.
§  Ruang tidur crew : tempat tidur, lemari pakaian, meja tulis, berserta kursi.
Ø  Ukuran perabot:
§  Tempat tidur :   
- Kapten dan perwira                  : 195 x 95 cm                           
- Tingkatan lain                          : 195 x 95 cm
§  Lemari pakaian                                      : 100  x  50 cm
§  Meja tulis                                              : 80 x 50 x 80 cm

            2. Ruang Makan (Messroom)
§  Setiap kapal harus dilengkapi dengan messroom atau ruang makan, yang harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh awak kapal, dimana ruang makan untuk perwira harus disediakan terpisah   
§  Ruang makan dilengkapi dengan meja, kursi, dan perlengkapan makan yang lain yang dapat menampung seluruh jumlah awak kapal dalam waktu yang bersamaan
§  Sedekat mungkin dengan galley atau dapur
§  Dapat dilengkapi dengan pantry atau tempat penyimpanan masakan.

            3. Sanitary accomodation
§  Setiap kapal harus dilengkapi dengan peralatan sanitasi termasuk kloset, bak mandi, pancuran air, dimana pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan
§  Untuk kapten, chief officer, kepala kamar mesin, harus disediakan tersendiri.
§  Setiap satu toilet, dan shower maksimum dalam satu hari digunakan untuk 6 orang.

            4. Hospital accommodation(klinik)
§  Untuk  kapal  dengan  awak  kapal lebih dari 12 orang dan berlayar lebih dari  3 hari, maka harus dilengkapi dengan sebuah klinik kesehatan selama pelayaran
§  Klinik dilengkapi dengan lemari dan tempat tidur.
            5. Musholla
·         Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan, adanya musholla, dilengkapi dengan lemari tempat meyimpan Al- Qur’an dan perlengkapan sholat.
            6. Galley
§  Galley atau dapur harus diletakkan berdekatan dengan messroom, gudang  makanan, dan kamar pendingin makanan
§  Galley berukuran sekecil mungkin, berventilasi, dan cukup penerangan
§  Galley pada messroom untuk perwira disediakan pantry untuk menyimpan  makanan

            7. Gudang Makanan (Dry Store)
·         Gudang makanan atau Dry Store harus ditempatkan di dekat galley dan pantry dan cukup untuk menyimpan makanan kering selama pelayanan selain itu dapat dijangkau oleh crane agar dalam memasukkan kebutuhan atau barang dapat dengan mudah.

            8. Store dan Cold Provision Store
   -Store
Berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan  pendinginan.
   - Cold store :
·         Ruang pendingin atau Cold Provision Store bersuhu cukup dingin guna menyimpan beberapa jenis makanan, antara lain : daging, sayur - sayuran, buah - buahan, dan ikan
·         Temperatur ruang harus dijaga dengan ketentuan :
·         Untuk menyimpan daging, suhu maksimum adalah : -22 °C
·         Untuk meyimpan sayuran, suhu maksimum adalah : -12 °C

            9. Chart Room
·         Chart room atau ruang peta terletak satu kompartemen atau geladak dengan ruang kemudi atau wheel house. Antara chart room dengan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang menghubungkan keduanya.


            10. Ruang Radio
·         Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan terhindar dari air dan gangguan suara. harus dekat hal ini untuk mempermudah akses informasi selama berlayar

            11. ESEP ( Emergency Source of Electrical Power ) Room
·         Sebagai pengganti sementara instalasi lisrik utama bila instalasi listrik utama tersebut tidak berfungsi.
·         Memberi jaminan aliran listrik pada selama 3 jam
·         Instalasi darurat ini akan tetap bekerja bila kapal oleng 22,58 dan atau bila kapal trim sampai 108.
·         Berupa sebuah baterai akumulator yang mampu menampung beban darurat tanpa pengisaian kembali atau penurunan tegangan yang berlebih. 

            12. Ruang Kemudi
·         Ruang kemudi atau Wheel House harus ditempetkan pada geladak teratas sampai  ketinggian dimana arah pandangan ke depan dan ke samping tidak terganggu. Jarak pandang ke depan mi
                                   
2.5 Permesinan Geladak (Deck Machineries)
       Permesinan geladak atau deck machinery adalah perlatan – peralatan yang terletak pada geladak utama dan berfungsi untuk membantu dalam berolah gerak di pelabuhan ketika akan bersandar, berlabuh atau pada saat bongkar muat. Pada perencanaan ini terdapat permesinan geladak antara lain :

1.     Mesin Kemudi ( Steering gear dan Rudder )
Mesin Kemudi ini berfungsi untuk manuvering, menjaga kapal dalam sebagaimana dikehendaki. Mesin ini terdiri dari daun kemudi, batang kemudi, tiller, sistem hidroulik.

2.     Mesin Jangkar ( Windlass)
Jangkar berfungsi untuk menahan kapal agar tidak terbawa arus pada saat berlabuh.Dalam besarnya jangkar dipengaruhi oleh displacement kapal dan luas proyeksi badan kapal bangunan atas rumah geladakdiatas garis air muat musim panas.Mesin jangkar terdiri dari jangkar,rantai, windlass, pompa hidroulik,motor listrik. Spesifikasi kapal sangat menentukan besarnya daya yang dibutuhkan untuk menarik masing-masing anchor dan 60 mata rantai pada kecepatan rata-rata yang tidak kurang dari 0.15 m/s. Dan juga harus mampu menurunkan anchor pada daya rendah dengan membalik permesinan dan dengan gravitasi pada pengontrolan menggunakan tangan melalui gesekan rem.

3.     Mesin Tambat ( Capstan )
Peralatan ini berfungsi untuk mengikat kapal pada saat kapal sandar/berlabuh.Sistem ini terdiri dari Bollard,Fairlead dan roller chock, warping winch/capstan. Desain sistem moring ini biasanya didasarkan pada perencanaan untuk menahan kapal  terhadap semua gaya yang merugikan yang mungkin dialami kapal selama beroperasi. Berdasar hasil penelitian 90% angin kencang yang terjadi pada pelabuhan komersial berkecepatan 35 knot

4.     Mesin Bongkar Muat
Sistem bongkar muat untuk kapal tanker secara dasar dibedakan dua tipe yaitu piped atau free-flow atau kombinasi keduanya. Kecuali untuk tipe pompa deep well dan submersible satu atau lebih ruang pompa harus disediakan, jumlahnya ditentukan berdasar jumlah grade muatan yang dibawa, seperti hal ini juga menentukan jumlah pompa dan ukuran serta kompleksitas sistem.Penggerak pompa biasanya diletakkan pada kamar mesin dan pompa digerakkan dengan poros yang menembus sekat melalui stuffing box cair dan gas. Peralatan ini berfungsi untuk membongkar atau memuat muatan dalam kapal. Sistem ini terdiri dari   Pipa – pipa, out fitting, pompa- pompa.

5.     Mesin Sekoci
Peralatan ini berfungsi sebagai keselamatan bila kapal terjadi kecelakaan. Karena menyangkut keselamatan crew kapal maka alat – alat keselamatan ini harus sesuai dengan standar. Sehingga bila terjadi kecelakaan maka semua crew dapat diselamatkan. Peralatan yang harus disediakan diantaranya lifeboy, life jacket, skoci satu dengan penggerak engine, liferaft. Dan peralatan pencegah kebakaran sebagaimana diatur dalam class ataupun regulasi internasional lain seperti SOLAS, dimana juga mengatur mengenaI tempat-tempat aman yang harus dilapisi dengan material tahan api.

Rules dan rekomendasi :
  • Bureu Veritas, Rules for the Classification of Steel Ships
  • M. Khetagurov, Marine Auxiliary Machinery and System
  • Soekarsono,N.A, Ship Outfittings

No comments:

Post a Comment

"Yang Copy-Paste, izin yah.! Biar berkah "
Pembaca yang baik. Setelah baca dikomeng. Budayakan Komenk Spontan.